Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Nestle Ganti CEO di Tengah Penurunan Kinerja, Saham Anjlok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Sabtu, 24 Agustus 2024, 23:19 WIB
Nestle Ganti CEO di Tengah Penurunan Kinerja, Saham Anjlok
Ilustrasi/Net
rmol news logo Produsen makanan terbesar di dunia, Nestle secara mendadak mengganti CEO Mark Schneider setelah hampir delapan tahun menjalani masa jabatannya. 

Keputusan ini diambil oleh dewan direksi pada Kamis malam, yang menunjuk Laurent Freixe, seorang veteran perusahaan, sebagai CEO baru. Pergantian ini menandai berakhirnya kepemimpinan Schneider, yang merupakan orang luar pertama yang memimpin Nestle dalam hampir satu abad.

Seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/8), kepergian Schneider yang tiba-tiba ini terjadi di tengah kekhawatiran yang meningkat mengenai pertumbuhan penjualan yang lemah dan penurunan kinerja perusahaan. 

Pada paruh pertama tahun 2024, volume penjualan Nestle tercatat hanya meningkat 0,1 persen, memicu kekhawatiran di kalangan direksi. Selain itu, pengembangan produk baru dan pembaruan produk yang lebih lambat juga menjadi sorotan, yang dinilai menghambat upaya Nestle untuk bersaing di pasar global.

Kabar pergantian CEO itu berimbas pada saham Nestle yang sempat merosot sekitar 1,8 persen pada Jumat (23/8), menjadikannya salah satu saham yang mengalami penurunan terbesar di Eropa setelah pengumuman penunjukan Freixe. Penurunan ini mencerminkan ketidakpastian investor terhadap masa depan Nestle di bawah kepemimpinan baru.

Analis mencatat bahwa Freixe, yang telah bekerja di Nestle selama hampir 40 tahun, diharapkan untuk memfokuskan kembali strategi perusahaan pada pertumbuhan organik dan meningkatkan fokus pada penjualan dan pemasaran. 

"Langkah ini diperlukan untuk membangun kembali pangsa pasar dan meningkatkan volume penjualan, terutama setelah Nestle tertinggal dari pesaingnya seperti Danone dan Unilever," kata para analis.

Sebelum kabar penunjukan ini, saham Nestle sebelumnya memang telah kehilangan 10,3 persen nilainya pada tahun 2024, jauh tertinggal dari peningkatan saham Danone sebesar 3,9 persen dan Unilever sebesar 29 persen. 

Kinerja buruk ini sebagian besar disebabkan oleh ketergantungan Nestle pada kenaikan harga, yang memukul volume penjualan karena pelanggan beralih ke merek yang lebih murah.

Freixe, yang sebelumnya memimpin bisnis Nestle di Amerika Latin dengan perkembangan pesat diharapkan dapat membawa Nestle kembali ke akar perusahaan dengan fokus pada kebutuhan dan perilaku pelanggan. 

Analis percaya bahwa pendekatan Freixe yang lebih berorientasi pada pasar dan merek dapat membantu Nestle untuk kembali bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

"Jika Anda melihat perusahaan makanan yang sukses akhir-akhir ini, seperti Lindt dan Danone antara lain, mereka semua memiliki staf pemasaran dan penjualan sebagai CEO," kata analis.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA