Angka tersebut tumbuh sebesar 7,4 persen secara tahunan (yoy). Namun, angka tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp9.026,2 triliun pada Juni 2024.
Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyebut perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 7,2 persen (yoy).
Selain itu, pertumbuhan M2 juga dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.
"Tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh sebesar 15,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Juni 2024 sebesar 14,1 persen (yoy)," kata Erwin dalam keterangan resmi, Jumat (23/8).
Sementara aktiva luar negeri bersih turun sebesar 0,1 persen (yoy), setelah sempat tumbuh 3,1 persen pada Juni 2024.
BERITA TERKAIT: