Makmur, seorang pengepul sawit di Kecamatan Gunung Megang, mengungkapkan, kenaikan harga ini sedikit banyak membantu memenuhi kebutuhan petani selama musim trek.
"Buah trek ini sangat memperngaruhi pendapatan petani. Setelah melalui musim trek kurang lebih tiga bulan, produksi buah sawit akan kembali normal," ujar Makmur, Kamis (1/8)
Secara keseluruhan perkebunan sawit di Kabupaten Muara Enim telah memasuki musim trek sehingga berdampak produksi buah sawit mengalami penurunan kurang lebih 75 persen.
"Mau bagaimana lagi karena musim trek adalah musim tahunan tidak ada penanganan khusus karena trek ini terjadi setiap tahun," ungkapnya.
Normalnya, satu hektar lahan sawit dapat menghasilkan 1-2 ton TBS. Namun saat masa trek, produksi sawit per hektar hanya mencapai 200 kilogram.
"Walaupun ada kenaikan harga, namun nilainya tidak begitu signifikan," ucapnya.
Meski begitu, kata Makmur, petani hanya bisa pasrah lantaran musim trek merupakan siklus tahunan yang pasti harus dilewati oleh petani.
BERITA TERKAIT: