Senior Economist World Bank Alexandre Hugo Laure mengungkapkan, kontribusi tersebut hanya berkisar 3 persen pada output.
"Hanya sedikit perusahaan besar yang mendominasi pasar, sementara sebagian besar perusahaan, tetap kecil dan kurang produktif," kata Alexander Hugo, dikutip Selasa (25/6).
Ia memaparkan bahwa Indonesia memiliki 66 juta badan usaha di sektor swasta. Dari jumlah ini, 9 juta di antaranya sudah terdaftar.
Sebagian besar dari mereka adalah UMKM yang beroperasi di sektor grosir dan eceran (sebanyak 54 persen), jasa akomodasi dan makanan (20 persen), serta industri pengolahan (14,5 persen).
Hanya sedikit perusahaan besar yang mendominasi ekonomi Indonesia, sementara perusahaan kecil kesulitan untuk berkembang.
Alexandre Hugo mengatakan, hal ini kontras dengan negara-negara seperti India, Meksiko, Filipina, dan Turki, di mana perusahaan besar lebih dominasi dalam perekonomian.
Perusahaan kecil yang mencakup 56 persen dari total perusahaan di Indonesia, hanya menghasilkan 3 persen dari total output nasional. Mereka juga hanya menyediakan 11 persen lapangan kerja penuh waktu dan kurang terhubung dengan pasar internasional.
Alexandre Laure mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia telah melakukan berbagai reformasi untuk memperkuat sektor swasta, kesenjangan dalam regulasi dan produktivitas masih menjadi tantangan yang signifikan.
"Indonesia memerlukan strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan kecil dan meningkatkan kontribusi mereka dalam penciptaan lapangan kerja," katanya.
Sejak 2015, Indonesia telah menempuh perjalanan transformatif dengan menerapkan reformasi ekonomi yang signifikan untuk meningkatkan lingkungan bisnis. Kemudian menerapkan Omnibus Law Cipta Kerja pada 2020.
Saat ini, Indonesia kembali menggalakkan gerakan reformasi dengan meluncurkan sistem Online Single Submission (OSS) yang menyederhanakan proses registrasi dan perizinan usaha, sehingga mengurangi beban operasional bagi perusahaan.
Alexander Hugo berharap, ke depannya Indonesia dapat menciptakan sektor swasta yang lebih dinamis dan tangguh. Langkah-langkah reformasi dan kebijakan yang tepat akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
BERITA TERKAIT: