Seperti dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2024 turun 0,18 persen ke 82,47 dolar AS (Rp1.357 juta) per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli juga melemah 0,2 persen menjadi 78,29 dolar AS (Rp1,288 juta) per barel.
Melemahnya harga minyak ini terjadi setelah survei pada akhir pekan kemarin menunjukkan lemahnya permintaan konsumen AS yang turun ke level terendah dalam tujuh bulan pada Juni 2024 akibat inflasi yang masih tinggi.
Selain itu, para investor juga disebut tengah menunggu rilis data ekonomi China yang merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia.
“Data ekonomi dari China pada hari Senin ini akan menentukan arah pasar komoditas minggu ini,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Menurut para analis, produksi kilang minyak China akan memberikan indikator permintaan minyak, sementara penjualan ritel, investasi bisnis, produksi industri, dan angka harga rumah akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai aktivitas ekonomi negara itu.
Sebagai informasi, data produsen dan konsumen pekan lalu menunjukkan bahwa China masih bergulat dengan deflasi.
Sementara, mayoritas pasar di pusat perdagangan minyak utama Singapura dan negara-negara lain di kawasan ini ditutup, karena hari libur Iduladha pada hari ini.
BERITA TERKAIT: