Manajemen perusahaan yang didirikan pada 10 Agustus 2020 di Jakarta ini mengungkapkan bahwa pendapatan naik menjadi Rp 5,87 triliun dari tahun lalu yang tercatat sebesar Rp3,61 triliun.
Pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan di dalam negeri sebesar Rp 5,73 triliun dan ekspor Rp 111,93 miliar.
Penjualan tepung terigu memberi kontribusi sebesar 52 persen, sedangkan penjualan bahan pakan ternak berkontribusi sebesar 36 persen pada 2023.
Bisnis bahan pakan ternak ini baru dimulai di November 2022. Di awal memulai, pendapatan dari bisnis ini berkontribusi sekitar 10-20 persen.
Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan, dalam keterangan pers yang dikutip Selasa (9/4) mengatakan, bahwa kerja keras seluruh jajaran karyawan telah membuahkan pertumbuhan pendapatan yang sangat signifikan.
"Penjualan tepung terigu Perseroan yang terus meningkat, ditambah penjualan produk bahan pakan ternak yang juga terus bertumbuh ini memberikan harapan, bahwa kinerja TRGU akan dapat terus berkesinambungan," katanya.
Ia mengungkapkan, dari 100 persen gandum yang diolah, mampu menghasilkan 78- 80 persen tepung terigu. Sisanya sekitar 20- 22 persen dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak (Bran & Pollard).
"Dengan demikian, tidak ada limbah yang terbuang sia-sia,” tambahnya.
Dalam laporan keuangan disebutkan bahwa beban pokok penjualan meningkat dari Rp3,32 triliun, menjadi Rp5,66 triliun di tahun 2023.
Laba kotor tercatat sebesar Rp216,34 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp290,64 miliar.
Adapun laba bersih tercatat sebesar Rp1,56 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp 49,69 miliar.
Perseroan juga telah memastikan ketersediaan produk yang didukung oleh keberadaan pabrik tepung terigu berkapasitas 1.600 MT/hari di Gresik, Jawa Timur.
BERITA TERKAIT: