Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ahmed Zaki Iskandar, memproyeksikan bahwa nilainya mencapai Rp386 triliun.
Proyeksi tersebut didasarkan pada potensi pergerakan manusia yang diperkirakan mencapai 193 juta orang selama musim mudik Lebaran tahun ini.
Angka tersebut cukup besar. Zaki mengatakan, dengan asumsi pengeluaran per kepala sekitar Rp2 juta selama liburan panjang Lebaran, ada potensi sekitar Rp386 triliun yang akan menggerakkan perekonomian di Indonesia.
Menurutnya, faktor utama yang mendorong pergerakan ekonomi selama libur Lebaran adalah ketersediaan transportasi umum dan infrastruktur pendukung. Ketersediaan bus, kereta api, dan pesawat terbang menjadi faktor penting dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat.
Selain itu, jaringan jalan yang luas dan terhubung dengan baik di berbagai wilayah, seperti di Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya, juga menjadi pendorong utama pergerakan masyarakat. Hal ini juga akan mendorong minat masyarakat untuk berwisata dan berkunjung ke daerah lain.
"Perputaran uang yang terjadi diyakini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, terutama untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sehingga dapat menjadi momentum pembenahan sektor ekonomi daerah pascapandemi Covid-19," ujar Zaki dalam keterangan yang dikutip Selasa (9/4).
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya menciptakan suasana mudik yang lebih baik.
Penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini merupakan sebuah tantangan tersendiri. Berdasarkan hasil survei BKT Kementerian Perhubungan, potensi yang akan melakukan mudik adalah sebesar 193 juta, terdapat kenaikan 56 persen dibanding tahun lalu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi pembicara kunci dalam FGD Mudik Ceria Penuh Makna beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa mudik memberikan pergerakan ekonomi yang baik sekali ke daerah.
BERITA TERKAIT: