Kesepakatan yang diumumkan pada Selasa (26/3) itu bertujuan untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan di Indonesia seiring dengan penandatangan Joint Statement of Collaboration pada November 2023, di mana Universitas Stanford di Amerika Serikat (AS) akan mengadakan penelitian bidang riset terkait sektor keberlanjutan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam pernyataannya mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memainkan peran penting dalam transisi energi dunia, berkat sumber daya alam yang melimpah dan pertumbuhan populasi yang terus meningkat.
"Pertamina memiliki komitmen kuat untuk menjadi penggerak sustainability di Indonesia. Skema kerja sama ini sangat menarik karena terjadi sinergi antara BUMN, swasta, dan universitas kelas dunia. Sehingga, ini bukan hanya membuat bangunan fisik, tapi dapat menjadi fondasi bagi Indonesia," kata Nicke.
Adapun target pengurangan emisi nasional yang direncanakan sebesar 31,89 persen pada 2030. Jika dengan dukungan internasional, target itu bisa mencapai 43,20 persen.
Sementara itu, CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie dalam gilirannya menegaskan bahwa pembangunan Shared Hub untuk International Institute of Sustainability Indonesia (IISI) merupakan bagian dari komitmen bersama untuk memajukan pendidikan dan mendorong ekonomi hijau di Indonesia.
"Kami memahami pentingnya pendidikan dalam mendukung transformasi Indonesia menuju era baru. Melalui IISI, kami berharap dapat menciptakan inovasi dalam pembangunan berkelanjutan dan memanfaatkan energi bersih," kata Anindya.
IISI juga disebut akan menjadi lokasi berbagai penelitian, termasuk dengan Stanford Doerr School of Sustainability (SDSS) yang berperan pada cikal bakal pendirian institusi pendidikan tinggi yang berkontribusi dalam inovasi pembangunan berkelanjutan dan pemanfaatan energi bersih.
"Proyek ini ditargetkan untuk dapat groundbreaking di IKN pada kuartal II 2024," kata Anindya.
BERITA TERKAIT: