Program Sampah Kita sendiri menargetkan bisa berkontribusi aktif mengurangi sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah 70 persen.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyebut hingga akhir tahun 2023, Pertamina telah berhasil mengolah sampah hingga 876.023 ton melalui 121 program Sampah Kita.
Selain itu, program tersebut telah mengurangi emisi karbon hingga 101.499 ton CO2EQ per tahunnya.
“Ibaratnya ubah sampah jadi cuan. Di akhir tahun lalu, program ini menghasilkan manfaat hingga Rp 644 juta per tahun dan memberikan manfaat untuk lebih dari 48 ribu masyarakat di sekitar unit bisnis Pertamina,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/3).
Salah satu program pengolahan sampah yang berdampak signifikan adalah Wiralodra (Wilayah Masyarakat Pengelola Daur Ulang Sampah) di Desa Balongan, Desa Lombang dan Lapas Bimasakti, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Melalui program ini, Pertamina memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengolah sampah menjadi kerajinan tangan berdaya jual. Selain itu, dilakukan juga budi daya maggot yang terintegrasi dan dijadikan pakan ternak ayam dan kambing.
Program Wiralodra ini telah mampu memberi manfaat kepada 32 orang anggota aktif dengan meningkatkan pendapatan kelompok rata-rata Rp36 juta per tahunnya. Lebih lanjut, program ini juga mampu mengelola sampah organik hingga 200 kg per bulan, serta mengurangi potensi karbon dioksida sebesar 310 kg CO2 eq per tahun.
“Pertamina benar-benar mendukung dan memberi pendampingan pada warga desa dalam program Wiralodra ini, sehingga tumpukan sampah bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan dan sumber rezeki bagi kami warga desa,” tambah Ketua Kelompok Wiralodra, Matori.
Program lain yang juga berhasil mengubah kemandirian warga adalah Bank Sampah kumpulin.id, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Melalui program ini, Pertamina mengajak masyarakat desa untuk mengelola sampah menjadi pupuk dan kerajinan ecobrick.
Bahkan warga bisa menukar sampah menjadi saldo aplikasi ojek
online Kamojang, atau yang dikenal sebagai Rangers App dan para pelajar bisa menukar sampah menjadi
voucher wifi.
“Program ini sangat bermanfaat bagi warga desa karena sisa-sisa sampah dari kulit kopi, sisa pakan elang, dan sampah plastik tidak lagi menjadi masalah, malahan menjadi barang yang bisa kita jual dan memberi keuntungan," sambung koordinator program Sinyal Kita, Cepi Nugraha.
Program kumpulin.id ini mampu mengelola sampah anorganik hingga 12,9 ton, dan sampah organik hingga 720 kg setiap tahunnya. Total, 2771 orang nasabah telah menukarkan sampah menjadi saldo aplikasi dengan nilai Rp25,8 juta. Hingga dapat menurunkan potensi karbon dioksida sebesar 4.643,2 ton CO2 per tahun.
BERITA TERKAIT: