INOV Komitmen Tingkatkan Target Daur Ulang Melalui Circular Economy
RMOL. Perusahaan daur ulang limbah PET (Polyethylene Terephthalate) terbesar di Indonesia, PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), berupaya memperkuat posisinya di industri daur ulang dengan cara meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan pengumpulan di Indonesia.
Direktur INOV, Victor Choi, mengatakan akan meningkatkan recycling rate atau daur ulang yang masih rendah di Indonesia.
"Dalam komitmen kami untuk meningkatkan recycling rate terhadap sampah PET, kami berusaha untuk terus memperluas kapasitas produksi dan jaringan pengumpulan. Selain untuk meningkatkan recycling rate yang masih rendah di Indonesia, hal tersebut juga untuk berkontribusi pada ekonomi sirkular," katanya.
INOV akan menargetkan kota-kota kecil hingga menengah di Indonesia sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan bagi sektor informal.
Langkah perusahaan yang berbasis di Tangerang ini didukung oleh kesiapan dan kapasitas Perusahaan tersebut.
Hingga akhir September 2023 perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 464,4 miliar. Perusahaan tersebut telah membuka fasilitas pencucian kelima di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 12.000 MT/tahun sehingga total kapasitas fasilitas pencucian Inocycle saat ini telah melampaui angka 40.000 MT/tahun.
INOV juga baru-baru ini menambahkan pabrik re-PSF keempat mereka dengan kapasitas produksi 7.200 MT/tahun. Untuk mengimbangi kapasitas produksi tersebut, Inocycle juga terus meningkatkan kemampuan mereka dalam mengumpulkan limbah botol plastik yang merupakan bahan baku daur ulang.
Hingga akhir Desember 2023, INOV telah mengumpulkan sekitar 2,4 miliar sampah botol plastik atau 33 ribu ton sampah botol plastik melalui 9 titik pengumpulan sampah yang mereka miliki.
Indonesia, seperti banyak negara lain di kawasan Asia Pasifik, memiliki potensi yang besar untuk daur ulang PET.
PET biasanya digunakan dalam pembuatan botol soft-drink, botol air sekali pakai dan tempat kosmetik.
Data terakhir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa Indonesia setidaknya 18,8 juta ton sampah plastik dihasilkan pada tahun 2023.
Dengan terjangkaunya tenaga kerja dan biaya produksi manufaktur, menjadikan kawasan Asia Pasifik wilayah yang sangat potensial bagi industri daur ulang. Kawasan ini memang sudah lama mendominasi layanan daur ulang limbah global, kontribusi pangsa pasar Asia Pasifik pada tahun 2020 diperkirakan sekitar 40 persen dari total.
Ekonomi sirkular adalah pendekatan sistem ekonomi yang bertujuan memaksimalkan kegunaan dan nilai dari bahan mentah, komponen, serta produk sehingga jumlah bahan sisa yang berakhir di tempat pembuangan akhir bisa dikurangi.
Ekonomi sirkular juga akan berkontribusi pada pembentukan Ekonomi Hijau yang memiliki prinsip mengejar pertumbuhan ekonomi dengan tidak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat mau pun lingkungan.
BERITA TERKAIT: