Langkah ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan permintaan teknologi tersebut yang memerlukan pasokan listrik dan konsumsi pendinginan yang lebih besar.
Direktur Business & Commercial BDDC, A. Yudha Permana, mengungkapkan, AI adalah masa depan teknologi, sehingga pihaknya berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang tidak hanya canggih, tetapi juga memanfaatkan renewable energy sehingga ramah terhadap lingkungan.
"Dengan total kapasitas 60 MW, kami siap memajukan infrastruktur AI,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip Jumat (5/1).
Proyek tersebut mencakup pengembangan data center dengan kapasitas penyimpanan dan pemrosesan tinggi, didukung oleh teknologi sistem pendinginan yang inovatif untuk menjamin efisiensi energi.
COO BDDC, Christine Ratna, menyatakan bahwa langkah BDDC merupakan tonggak penting dalam industri data di Indonesia.
“Ini bukan hanya tentang membangun infrastruktur fisik, tetapi juga tentang mempersiapkan Indonesia dalam era AI,” ujarnya.
Proyek ini ditargetkan selesai tahun ini dan siap untuk mendukung berbagai perusahaan yang mengandalkan AI, mulai dari startup hingga perusahaan besar. BDDC berharap ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“Kami meningkatkan skalabilitas penyimpanan data dengan tujuan menjadi salah satu penyelenggara pemrosesan AI, dan menyesuaikan dengan pertumbuhannya di masa depan bagi para pengguna,” tambahnya.
Dengan inisiatif ini, BDDC tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin di sektor data center, tetapi juga mendukung transformasi digital Indonesia menuju era AI.
Dengan penyelesaian proyek ini, Bersama Digital Data Centres siap untuk mendukung perkembangan AI. Ini menandakan langkah besar bagi Indonesia dalam menyambut tahun baru dengan teknologi yang lebih maju.
BERITA TERKAIT: