Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menegaskan bahwa porsi dari usaha UMKM ini terbesar di Indonesia yang perlu mendapat bantuan.
"Kita ketahui bahwa porsi dari usaha UMKM ini terbesar di Indonesia dan kalau ini kita bisa bantu melalui platform peer to peer lending tentunya industri ini kita berharap juga akan berkontribusi positif," kata Ketua Bidang Hubungan Masyarakat AFPI Kuseryansyah, dalam pernyataannya di Jakarta, yang dikutip Jumat (1/12).
Kuseryansyah juga menuturkan dengan peningkatan penyaluran pendanaan ke UMKM, industri P2P lending dapat memberi kesempatan akses keuangan yang lebih luas kepada UMKM agar mereka bisa mendapatkan alternatif pendanaan untuk ekspansi usaha.
Saat ini, ada kurang lebih 65,4 juta UMKM di Indonesia yang menjadi wadah bekerja bagi lebih dari 100 juta orang Indonesia berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 diproyeksikan mencapai Rp 4.300 triliun dengan kemampuan supply saat ini sebesar Rp 1.900 triliun.
"Berarti terdapat selisih Rp 2.400 triliun total kebutuhan pembiayaan sektor UMKM. Kondisi tersebut menunjukkan masih ada ruang yang besar bagi industri P2P lending dalam menyalurkan pendanaan," ujar Kuseryansyah, dalam Webinar Peluang dan Tantangan Fintech P2P Lending.
"Kebutuhannya akan semakin meningkat dan suplainya akan sedikit tertinggal. Jadi credit gap-nya akan semakin besar," tutupnya.
BERITA TERKAIT: