Minyak mentah berjangka Brent, diperdagangkan 1,77 persen lebih rendah dengan 83,67 dolar AS per barel pada Selasa sore hari, sementara West Texas Intermediate, ukuran yang melacak minyak mentah Amerika, turun 1,66 persen dengan 79,48 dolar AS per barel.
“Ekspektasi ekonomi yang lebih lemah telah membebani harga minyak mentah baru-baru ini, yang berkontribusi pada penurunan harga minyak mentah dan, bisa dibilang, sekali lagi membenarkan posisi negara-negara OPEC+ dalam mengurangi pasokan,” kata Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda, seperti dimuat
The National.
“Persoalannya bukan apakah kedua negara tetap memenuhi target akhir tahunnya, namun apakah mereka memperpanjangnya," ujarnya.
Arab Saudi dan Rusia telah mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun di tengah volatilitas pasar minyak yang disebabkan oleh perang Israel-Gaza.
Ahli strategi UBS Giovanni Staunovo mengatakan, pengurangan pasokan mungkin akan diperpanjang hingga kuartal pertama tahun 2024, mengingat permintaan yang melemah secara musiman, kekhawatiran pertumbuhan ekonomi, dan tujuan OPEC+ untuk mendukung stabilitas pasar minyak.
“Kami memperkirakan kelompok ini akan terus memonitor dengan cermat data yang masuk dari Tiongkok dan dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif terhadap aktivitas ekonomi di Eropa dan Amerika,” kata Staunovo.
Pertemuan tingkat menteri OPEC+ berikutnya dijadwalkan berlangsung pada 26 November di Wina, Austria.
BERITA TERKAIT: