Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pendapatan Starbucks di Malaysia Anjlok 80 Persen Usai Aksi Boikot

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Senin, 06 November 2023, 12:59 WIB
Pendapatan Starbucks di Malaysia Anjlok 80 Persen Usai Aksi Boikot
Ilustrasi/Net
rmol news logo Sejumlah merek asing ternama di Malaysia yang diduga memiliki hubungan dan memberikan dukungan kepada Israel telah diboikot oleh masyarakat negeri Jiran itu.

Dikutip dari Straits Time, Senin (6/11), aksi boikot itu dilakukan setelah pada pekan lalu masyarakat Malaysia mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk  mendukung Palestina, dan pemerintah menetapkan sebagai Pekan Solidaritas Palestina.

Warga Malaysia lainnya, termasuk selebriti hingga pengusaha, mengatakan di media sosial bahwa mereka perlu melakukan lebih dari sekadar mengadakan protes, seperti melakukan aksi boikot kepada perusahaan global yang mendukung Israel.

McDonald's, Burger King, Starbucks, hingga Nestle menjadi sasaran dari aksi tersebut, dengan pengusaha terkenal asal Malaysia, Vivy Yusof, mengunggah sebuah video ajakan boikot di akun Instagramnya.

“Jika kita berpikir kita tidak berdaya, teman-teman, sebenarnya kita tidak. Teruslah berdoa, teruslah berdonasi, teruslah bersuara, teruslah memposting, teruslah memboikot," tegasnya.

“Saya bukan penggemar boikot, tapi kali ini, ini benar-benar masalah hidup dan mati. Jika kita terus mendanai perusahaan global yang memberikan dana kepada Tentara Israel (IDF), mengapa mereka berhenti – mereka hanya akan peduli jika penjualan mereka turun," tambahnya,

Perusahaan raksasa makanan cepat saji McDonald's dan Burger King Israel diketahui telah memberikan ribuan makanan gratis kepada personel IDF, yang membuat masyarakat menargetkan perusahaan itu.

Aksi boikot tersebut tampaknya berhasil mempengaruhi penjualan merek asing itu dengan Kepala polisi Selangor, Hussein Omar Khan mengatakan baru-baru ini polisi menerima laporan dari manajer outlet yang mengatakan menu produk makanan mereka telah diubah menjadi gambar darah, bom, peluru dan tulisan “Bangga Sponsor Terorisme Israel”.

Sementara itu, seorang barista di gerai Starbucks di Malaysia yang berbicara secara anonim mengatakan bahwa akibat boikot, penjualan mereka saat ini hanya bisa mendapatkan 10 ribu ringgit (Rp 33 juta), turun dari 30 ribu ringgit (Rp 99 juta) sehari.

Menanggapi laporan boikot yang dilakukan warga Malaysia, Duta Besar Palestina untuk Malaysia, Walid Abu Ali menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan Malaysia.

“Setiap tindakan yang mendukung Palestina dan rakyatnya sangat dihargai. Boikot terhadap produk-produk Israel dan waralaba yang mendukung Israel berfungsi untuk meminimalkan penderitaan rakyat Palestina,” ujar Walid kepada awak media. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA