Menurut Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi, lemahnya rupiah secara otomatis memicu kenaikan biaya operasional karena umumnya dibayarkan menggunakan valuta asing seperti dolar AS.
Untuk membeli suku cadang (sparepart), kata Daniel, biayanya sudah naik hingga 30 persen.
“Kenaikan biaya operasionalnya beragam, bisa kisaran 5 persen hingga 30 persen, karena suku cadangnya pun bermacam-macam yang harus dibeli,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta pada Jumat (27/10).
Menurut penuturan Daniel, biaya operasional yang tinggi telah membuat perusahaan terpaksa meningkatkan efisiensi terutama mengurangi jumlah sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja.
Ia tidak menyebut secara rinci berapa jumlah tenaga kerja yang telah dan akan dikurangi pada seluruh maskapai anggota Lion Air Group.
“Kalau misal jumlahnya (tenaga kerja) 10.000, apa iya akan dipekerjakan semua kalau bisa dengan 5.000 orang? Kami juga sudah memiliki skenario-skenario efisiensi lainnya,” kata Daniel.
Namun, dirinya memastikan Lion Air Group tidak akan melakukan pengurangan layanan penerbangan atau menurunkan kualitas standar keamanan dan keselamatan pesawat.
BERITA TERKAIT: