Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pada dasarnya fundamental ekonomi Indonesia cukup baik dengan mampu mencatatkan angka di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut.
Namun kondisi global yang dipengaruhi geopolitik Ukraina-Rusia, konflik Israel-Palestina, hingga ancaman El Nino patut diwaspadai.
“Perlambatan ekonomi dunia dan berbagai risiko serta ketidakpastian global, berpotensi akan meningkatkan risiko target pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q4 2023 dan di tahun 2024,” tegas Menko Airlangga, Senin (23/10).
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen (yoy) tahun 2023, kebutuhan investasi yang diperlukan diperkirakan sebesar Rp 6.189,10 triliun dengan mayoritas porsi investasi dari masyarakat sebesar 84,7 persen, pemerintah 9,7 persen, dan selebihnya dari BUMN.
Sementara itu, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen (yoy) tahun 2024, kebutuhan investasi yang diperlukan dari berbagai pelaku ekonomi yakni berada kisaran Rp 6.900 triliun. Jika dilihat dari sumber investasinya, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari investasi pemerintah, perbankan, pasar modal, Capex BUMN, penanaman modal, serta internal pendanaan korporasi.
Lebih lanjut, dengan target pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan investasi tersebut, sektor PMA dan PMDN tahun 2024 diharapkan mampu memberikan sumbangan investasi di sekitar Rp1.600-an triliun. Berdasarkan
share realisasi tahun 2022 dan target 2023, sumber dari PMA dan PMDN mampu memberikan sumbangan sekitar 22 persen dari total kebutuhan investasi.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut, penanaman modal tahun 2024 ditargetkan sebesar Rp1.650 triliun.
“Pemerintah, investor, asosiasi dan pelaku usaha, perbankan, maupun media berperan penting dalam membangun optimisme pembangunan ekonomi Indonesia," demikian kata Ketua Umum Partai Golkar ini.
BERITA TERKAIT: