Pembuat chip memori terbesar di dunia itu mengatakan, penurunan laba terjadi karena kerugian dari bisnis semikonduktor yang terus berlanjut di tengah kemerosotan industri chip global.
"Laba operasional kuartal ketiga sebesar 2,4 triliun won (28,2 triliun rupiah), turun 77,9 persen dari tahun lalu," kata Samsung Electronics pada Rabu (11/10), seperti dimuat
Yonhap.
"Penjualan kuartal ketiga diperkirakan turun 12,7 persen menjadi 67 triliun won," kata Samsung, tanpa memberikan perkiraan laba bersihnya.
Samsung Electronics, yang juga merupakan pembuat ponsel pintar terbesar di dunia, melaporkan laba operasional masing-masing sebesar 640,2 miliar won dan 668,5 miliar won pada kuartal pertama dan kedua.
Samsung tidak merilis kinerja rinci dari divisi bisnis utamanya, namun pengamat pasar memperkirakan bahwa unit semikonduktornya, yang mengawasi bisnis chip, mengalami kerugian sekitar 3 triliun won pada kuartal ketiga.
Analis memperkirakan kerugian yang terjadi pada semikonduktor diimbangi oleh kinerja yang kuat dari divisi seluler, berkat peluncuran model ponsel pintar seri Galaxy Z Flip 5 dan Fold 5 yang baru dirilis Samsung.
Samsung memangkas produksi chipnya awal tahun ini, menyusul rekan-rekannya, seperti SK hynix Inc. dan Micron Technology Inc., yang mulai memangkas produksi akhir tahun lalu, untuk mengatasi kelebihan pasokan yang terus-menerus.
Pengamat industri memperkirakan pengurangan produksi akan membantu Samsung mengurangi kerugian di divisi bisnis utamanya mulai kuartal keempat. Banyak orang dalam juga menunjukkan tanda-tanda kemungkinan rebound pada harga chip memori global yang mendukung pendapatan Samsung di masa depan.
BERITA TERKAIT: