Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Punya Penerus, Studio Ghibli Akhirnya Dijual ke Nippon TV

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 22 September 2023, 15:13 WIB
Tak Punya Penerus, Studio Ghibli Akhirnya Dijual ke Nippon TV
Cuplikan film Spirited Away yang diproduksi studio Ghibli pada 2001/Net
rmol news logo Tidak mempunyai penerus setelah pendiri sekaligus sutradara legendaris Hayao Miyazaki, Studi Ghibli yang terkenal dengan film-film ikoniknya akhirnya dijual ke Nippon TV.

Mengutip CNN Bussiness pada Jumat (22/9), dewan direksi kedua perusahaan telah bertemu pada Kamis (21/9) untuk untuk mengakuisisi saham Studio Ghibli, menjadikannya anak perusahaan dari jaringan televisi tersebut.

Nippon TV dan Studio Ghibli telah lama bekerja sama. Sebelumnya stasiun televisi itu menayangkan film Ghibli, berinvestasi dalam produksi film Ghibli, bahkan membantu mendanai Museum Ghibli.

"Berdasarkan pengaturan baru, Nippon TV akan menjadi pemegang saham Ghibli terbesar dengan 42,3 persen hak suara," bunyi laporan tersebut.

Disebutkan bahwa sutradara sekaligus pendiri, Hayao Miyazaki yang kini berusia 82 tahun dan produser Toshio Suzuki juga berusia 75 tahun, tidak bisa menemukan penerus untuk Studio Ghibli.

Putra sulung Miyazaki, yang juga seorang sutradara film animasi, berulangkali diusulkan sebagai calon penerus ayahnya. Tetapi dia menolak karena akan sulit baginya untuk mengambil alih Ghibli sendirian.

Anak Miyazaki menganggap bahwa masa depan studio akan lebih baik jika diserahkan pada orang lain.

Miyazaki yang telah pensiun sejak 2013 lalu dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu animator terhebat di dunia dan ikon budaya populer Jepang, dengan film-filmnya yang telah membentuk industri animasi dan memenangkan pujian kritis secara global.

Dia baru-baru ini kembali dari masa pensiunnya untuk film terakhirnya, “The Boy and the Heron,” yang dirilis awal tahun ini.

Sejak didirikan pada tahun 1985, Studio Ghibli telah dikenal dengan animasi gambar tangan, yang tetap menggunakan metode frame-by-frame jadul dan melelahkan.

Masing-masing hitsnya, mulai dari “The Wind Rises” (2013) hingga “Princess Mononoke” (1997) dan “Howl’s Moving Castle” (2004), menampilkan karakter yang dibuat dengan halus, lingkungan yang dibuat dengan indah, dan sensasi  gerakan yang mudah.

Di balik semua itu, Miyazaki telah membuat banyak film yang memadukan fantasi liar dengan isu-isu yang lebih serius termasuk lingkungan hidup, feminisme, dan pesan anti-perang.

Film epiknya yang berjudul “Spirited Away” pada tahun 2001 memberinya ketenaran internasional, meraup pendapatan kotor sebesar 274 juta dolar di seluruh dunia dan memenangkan Academy Award untuk Film Animasi Terbaik.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA