Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kebijakan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Optimalkan Penyaluran Kredit bank bjb

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Kamis, 29 Juni 2023, 20:02 WIB
Kebijakan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Optimalkan Penyaluran Kredit bank bjb
bank bjb/Ist
rmol news logo Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,75 persen diyakini akan mendorong pemulihan ekonomi sekaligus membantu industri perbankan.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, Widi Hartoto meyakini, kebijakan BI tersebut sudah melalui pertimbangan matang untuk mendorong pemulihan ekonomi di tengah mulai terkendalinya inflasi.

"Kebijakan tersebut di sisi lain membantu perbankan dan juga bank bjb dalam mengelola biaya dana dengan lebih efisien, sehingga penyaluran kredit bisa lebih optimal," kata Widi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/6).

Ia memaparkan, kredit dan pembiayaan bank bjb hingga Triwulan I tahun 2023 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 10,8 persen menjadi Rp116,45 triliun pada seluruh segmen kredit baik konsumer ataupun dari segmen bisnis.

Diproyeksikan, pertumbuhan kredit bank bjb secara keseluruhan pada tahun 2023 sebesar 10,4 persen i>year on year, tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit di tahun lalu.

Optimisme bank bjb tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.

Gubernur BI, Perry Warjiyo sebelumnya menyampaikan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan konsisten dengan sikap kebijakan moneter.

Keputusan itu diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Juni 2023, yang mana BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dipertahankan sebesar 5,75 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,00 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,50 persen.

Keputusan mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75% ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023.

Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Keputusan BI ini mempertimbangkan berbagai faktor di dalam dan luar negeri. Antara lain ketidakpastian perekonomian global yang kembali meningkat dengan kecenderungan risiko pertumbuhan yang melambat dan kebijakan suku bunga moneter di negara maju yang lebih tinggi.

Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 2,7 persen secara tahunan dengan risiko perlambatan terutama di Amerika Serikat dan China. rmol news logo article
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA