Ekonomi Minus 5,32 Persen, SNNU: Krisis Tidak Akan Meluas Jika Petani, Nelayan Dan UMKM Diperhatikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Kamis, 06 Agustus 2020, 05:47 WIB
Ekonomi Minus 5,32 Persen, SNNU: Krisis Tidak Akan Meluas Jika Petani, Nelayan Dan UMKM Diperhatikan
Ketua SNNU, Witjaksono/RMOL
rmol news logo Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua atau triwulan kedua tahun 2020.

Hasilnya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kuartal kedua ini mengalami kontraksi yang cukup keras akibat pandemik Covid-19, yang menghantam hampir seluruh sektor perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kuartal II 2020 ini mengalami kontraksi sebesar minus 5,32 persen.

Merespons rilis BPS itu, Ketua Serikat Nelayan Nadlatul Ulama (SNNU), Witjaksono mengajak seluruh elemen bangsa untuk meyakini bahwa Indonesia berbeda dengan negara lain.

Witjaksono berargumen bahwa Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang jauh lebih lengkap.

Menurutnya, meski saat ini Indonesia sedang mengalami krisis, ia meyakini tidak akan memberi efek luas di masyarakat.

"Meski Indonesia minus 5,32 persen kita harus percaya Indonesia beda dengan negara lain raw material (bahan baku) dan sumberdaya alam di negara kita jauh lebih melimpah dari negara lain baik sektor darat maupun laut," demikian kata Witjaksono saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/9).

Meski demikian, optimisme yang dimaksud Witjak ialah harus dibarengi oleh komitmen pemerintah dalam memperluas pola pemberdayaan keumatan seperti nelayan, petani dan pelaku UMKM.

"Sepanjang masyarakat yang notabene nelayan, petani dan UMKM diberdayakan maksimal, dengan memberi ruang sebagai subjek pelaku ekonomi. Butuh konsistensi pemerintah untuk memperluas pemberdayaan ekonomi keumatan," demikian ulasan Wakil ketua Umum Perkumpulan Pengusaha dan Profesioanl Nahdliyin (P2N-PBNU) ini.

Witjak juga berharap, pemerintah perlu memberikan perhatian dan ruang yang lebih pada organisasi yang memiliki basis massa luas.

Perhatian lebih terhadap organisasi berbasis massa besar, tambah Witjak akan sangat penting untuk menggerakkan ekonomi nasional.

"Saya berharap pemerintah memberikan ruang yang lebih kepada organisasi yang memiliki basis massa besar, seperti NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah yang notabene memiliki pernanan vital dalam menggerakkan ekonomi nasional," demikian kata Witjaksono. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA