Dimensy.id
Apollo Solar Panel

OJK Seharusnya Beberkan Kriteria Investor Yang Cocok Untuk Bank Muamalat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Kamis, 21 November 2019, 20:21 WIB
OJK Seharusnya Beberkan Kriteria Investor Yang Cocok Untuk Bank Muamalat
Direktur Riset Core Indonesia Peter Abdullah Redjalam (pojok kanan) saat di diskusi media bertajuk "Mencari Jalan Penyelesaian Masalah Bank Muamalat"/RMOL
rmol news logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seharusnya transparan dan membeberkan kriteria investor yang cocok untuk bank berbasis syariah pertama di Indonesia.

Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan agar Bank Muamalat  tidak terlalu lama 'menderita' akibat kredit macet sebesar Rp 8 Triliun. Sehingga, 'bagai hidup segan matipun tak mau'.

Demikian pendapat dari Direktur Riset Core Indonesia Peter Abdullah Redjalam saat diskusi media bertajuk "Mencari Jalan Penyelesaian Masalah Bank Muamalat" di Resto Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).

“Harusnya OJK transparan terhadap investor. Seperti apa kriterianya yang diinginkan. Kalau tidak transparan kita gak mengetahui apa yang diinginkan oleh OJK soal investor ini,” kata Peter.

Padahal, lanjut Peter, sejumlah rencana penyelamatan sudah disusun agar kondisi keuangan bank syariah pertama di Indonesia itu kembali sehat.

Yang pertama, berminat sebagai investor adalah PT Minna Padi Investama Tbk, yang menyatakan siap menyuntikkan modal Rp 4,5 triliun demi menyelamatkan bank milik umat tersebut.

Namun, niat Minna Padi terhenti ketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak memberikan restu. Saat itu, Minna Padi telah setor dana perjanjian sebagai tanda jadi sebesar Rp 1,7 triliun ke escrow account yang sudah ditetapkan OJK.

Kemudian, yang terbaru yakni Al Falah Investments Pte Limited yang digawangi oleh putra Presiden ke-3 Indonesia Ilham Habibie.

Rencanaya Ilham akan mengakuisisi 50,3% saham Bank Muamalat melalui kendaraan investasi tersebut. Al Falah akan mengambil bagian sekitar 77,1% dari keseluruhan saham baru yang akan diterbitkan oleh Bank Muamalat senilai Rp 2,2 triliun dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Namun, tampaknya OJK menginginkan investor siap dengan cash money alias uang segar sebesar Rp 8 Triliun. Menurut Peter, uang sebesar itu tidak ada yang bisa memiliki langsung.

“Menurut saya tawaran dari Ilham Habibie sudah sangat maju, kan lebih baik kita mendapatkan investor baru, walaupun tidak semuanya dalam bentuk dana segar,” pungkas Peter. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA