Pada kegiatan kali ini, Pertamina berhasil menyumbangkan 156 kantong darah atau setara dengan 54,6 liter darah untuk yang membutuhkan.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat baik bagi kesehatan pendonor, maupun nanti bagi yang akan menerima transfusi. Untuk itu, Saya pada kesempatan ini mengajak tim manajemen, para pekerja, mitra dan keluarga untuk ikut serta memberikan darah kita," ujar General Manajer MOR II, Primarini.
Primarini juga mengatakan bahwa kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tiga bulan sekali sebagai bentuk kepedulian Pertamina MOR II Sumbagsel.
"Karena sampai saat ini darah belum dapat diproduksi oleh alat apapun dan kebutuhan darah pasien hanya tergantung dari kebaikan para pendonor yang telah sukarela menyumbangkan darahnya," tutur Primarini.
Menurut PMI, tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung.
Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke.
Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.
Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah.
Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang.
Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.
Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.
Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria.
Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.
Dengan melihat manfaat-manfaat tersebut, Primarini mengimbau untuk jangan ragu mendonorkan darahnya.
"Ayo kita turut membantu sesama melalui tetes darah kita," ajaknya.
BERITA TERKAIT: