"Sejak lembaga ini dibentuk sudah terjadi enam kali pergantian kepala, namun belum satupun yang dipilih berasal dari internal," kata Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman dalam keterangannya, Minggu (2/12).
Ia mengatakan jika sosok eksternal yang dipilih, perlu waktu yang tidak sebentar untuk beradaptasi dan memahami secara komprehensif problematika pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.
"Padahal sektor hulu migas saat ini sedang terpuruk, butuh recovery dan kepercayaan dari komunitas investor dan pelaku usaha," katanya.
Dengan kewenangan mengelola investasi Migas serta pengeluaran dan penerimaan negara ratusan triliun, kata dia, pimpinan SKK Migas harus memiliki integritas yang tinggi.
Selain itu, Yusri mengatakan, SKK Migas sebaiknya dipimpin oleh orang yang memiliki hubungan baik dan dipercaya oleh para kontraktor hulu, mengerti secara mendalam sektor hulu migas dari segi komersial maupun teknis, bebas dari kepentingan bisnis pribadi dan politik, memahami kebijakan dan strategi ketahanan energi nasional, serta mengerti aspek geopolitik dan geostrategi NKRI.
"Dengan begitu bisa dipastikan peran SKK Migas dalam mewujudkan ketahanan energi sekaligus turut membantu memajukan kesejahteraan umum dan menjaga kedaulatan NKRI," pungkasnya.
[dem]