Atas hal tersebut, tim ekonomi pemerintah yang dikomandoi Menko Prekonomian Darmin Nasution terus berupaya menahan laju defisit itu dengan berbagai cara.
"Neraca pembayaran kita dianggap rawan. Karena itulah kita ingin agar kembali balance," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (5/9).
Menurut dia, tindakan-tindakan untuk memperkuat devisa banyak ragamnya. Mulai dari menggenjot pariwisata, memperkuat industri dalam negeri hingga memberlakukan PPH 22 untuk barang impor.
Selain itu, dengan menekan laju impor, SMI biasa disapa, menegaskan perlunya memproduksi barang substitusi khususnya di sektor migas.
"Tadi Pak Menko sudah
melaunch B20, sehingga devisa yang keluar untuk impor migas bisa kita konversi menggunakan CPO," terangnya.
Upaya lain untuk mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan, pemerintah juga menggunakan PPh Pasal 22 guna mengatur laju impor.
"Pemerintah
all out gunakan seluruh instrumen, baik fiskal, perdaganagan, pariwisatan maupun kemampuan industri dalam negeri," tandasnya.
[fiq]