Hal tersebut disampaikan Direktur Kemitraan, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Tulus Budhianto, kepada para peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Luar Negeri (Sesparlu) angkatan ke- 59 di Tanjung Pandan, Belitung (3/9) lalu.
Sementara itu, Direktur Sesparlu June Kuncoro Hadiningrat mengatakan kegiatan bersama dengan BPDPKS telah berlangsung selama 2 angkatan Sesparlu, sehingga para diplomat diharapkan mampu menggali dan mempromosikan kelapa sawit.
"Kegiatan ini merupakan pembekalan bagi para diplomat senior untuk memahami dan memberikan informasi yang benar mengenai kelapa sawit kepada mitranya di luar negeri," jelas June melalui keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/9) .
Dalam kunjungan para diplomat itu, para pakar dan praktisi seperti Mohamad Fadhil Hasan, Ph.D (IPB), Prof. Sri Rahardjo (UGM), Prof. Nuri Andarwulan (IPB) dan Prof. Yanto Santosa (IPB) memberikan ilmu pengetahuannya kepada para diplomat.
Pengetahuan itu dimulai dari aspek kontribusinya bagi masyarakat hingga inovasi pengelolaan kelapa sawit.
Di sisi lain, hingga kini banyak fakta mengenai kelapa sawit yang belum terdiseminasi secara baik dan benar ke masyarakat internasional.
"Oleh karena itu dipandang penting untuk melakukan langkah bersama guna menjawab berbagai tudingan seperti deforestrasi, dampak bagi kesehatan dan lingkungan hidup," tutur June.
Para diplomat Sesparlu juga melakukan kunjungan lapangan ke perkebunan kelapa sawit PT Sahabat Mewah dan Makmur (PT SMM) yang berada di bawah holding company Austindo Nusantara Jaya (ANJ) dan melihat bagaimana kontribusi perusahaan kelapa sawit terhadap perekonomian dan kemitraan dengan masyarakat setempat.
[lov]
BERITA TERKAIT: