Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan, keterlibatan bank asing dalam membiayai akuisisi Freeport dapat menjadi upaya untuk memasukkan dana dari luar negeri ke dalam negeri. Dalam hal ini investasi tersebut bukan merupakan produk greenfield atau produk yang baru mulai dibangun, sehingga perputaran penghasilannya bisa lebih cepat.
Dia menyebut jika pendaÂnaan akuisisi saham tersebut seluruhnya menggunakan bank BUMN, justru akan menimbulÂkan masalah terhadap neraca pembayarannya.
"Kita perlu memasukkan dana dari luar ke dalam negeri, kalau dari sini (bank BUMN) diambil 3-4 miliar dolar AS bisa masalah kita punya neraca pembayaranÂnya," ujar dia.
Sebelumnya, PT Inalum telah menandatangani
H`ead of AgreeÂment (HoA) dengan Freeport-McMoran Inc, yang menyepakÂati bahwa divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebeÂsar 51 persen secara resmi daÂpat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Adapun, sebelumnya Inalum akan menggandeng bank asing untuk memberikan kredit dari akuisisi tersebut.
Nilai divestasi 51 persen saÂham Freeport mencapai 3,85 miliar dolar AS atau sekitar Rp 53,9 triliun. Rincian sebanyak 3,5 miliar dolar AS dialokasikan untuk pembayaran hak partisiÂpasi Rio Tinto dan 350 juta dolar AS untuk Indocopper.
Inalum memang harus menguasai saham Indocopper juga agar kepemilikan di PT FI bisa menÂjadi mayoritas atau 51 persen. Di sisi lain, posisi dolar tunai yang dimiliki Inalum mencapai 1,5 miliar dolar AS.
Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengaÂtakan, dalam hal ini perbankan di bawah BUMN belum mendapatÂkan instruksi. "Untuk membeli 51 persen saham PT Freeport InÂdonesia tidak ada Bank BUMN," tegasnya.
Namun, Gatot tidak merinci entitas bank yang akan menjadi kreditur Inalum tersebut. SebeÂlumnya kepada awak media Direktur Utama Inalum Budi GuÂnadi Sadikin sempat mengatakan sudah ada sejumlah bank yang siap. "Semuanya ada 11 bank, dan sudah siap," sebutnya.
Selain dari pinjaman bank, Inalum juga akan mengandalkan kas internal perusahaan untuk memÂbeli mayoritas saham perusahaan pengendali salah satu tambang emas terbesar di dunia itu.
Bank BUMN SiapDeputi Bidang Usaha PertamÂbangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN FaÂjar Harry Sampurno memastikan 3 Bank BUMN siap memberikan pinjaman kepada Inalum untuk mengakuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
"Jika ditugaskan ada tiga Bank BUMN yang siap yaitu Mandiri, BNI, BRI," katanya.
Meski demikian, Fajar tidak menyampaikan berapa besaran pinjaman yang akan dikucurkan ketiga bank pelat merah itu. Sebab, hal tersebut ada dalam wewenang dan tanggung jawab Inalum.
Pemerintah hanya menghitung serta menetapkan berapa nilai yang harus dibayarkan untuk daÂpat menguasai 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
"Kalau itu Inalum. Soal angÂsur berapa, itu urusan Inalum. Angkanya sudah di-lock. Lalu tinggal bagaimana caranya itu ada di purchase agreement," terangnya. ***
BERITA TERKAIT: