Darmin: Gudang Beras Bulog Jangan Digembok-Gembok..!

Jelang Puasa Harga Belum Juga Turun

Selasa, 20 Maret 2018, 10:28 WIB
Darmin: Gudang Beras Bulog Jangan Digembok-Gembok..!
Darmin Nasution/Net
rmol news logo Harga beras yang hingga kini belum juga turun, bikin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution geregetan. Dia memerintahkan Perum Bulog segera menggelontorkan beras impor ke pasar.

 Darmin mengatakan, Bulog harus segera mengintervensi pasar agar harga beras turun sebelum bulan suci Ramadan yang jatuh pada pertengahan Mei. Menurut Darmin, meskipun saat ini mulai memasuki panen raya, harga beras masih tinggi. Beras premium masih berkisar 10.785 per kilogram (kg). Harga terse­but jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp 9.450 per kg.

"Kita mau harganya segera nor­mal. Kami harus ambil langkah dalam satu sampai dua minggu agar harga turun," kata Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, kemarin.

Darmin meminta Bulog tidak menahan pasokan beras ke pasaran. Dia juga menekankan agar tidak perlu memikirkan berapa banyak beras impor yang harus digelontorkan ke pasar. Yang terpenting dilakukan secara terus menerus sampai harga normal.

"Saya sudah minta ke Kepala Staf Kepresidenan (KSP) untuk menyampaikan ke Sat­gas Pangan, jangan digembok-gembok gudangnya (gudang beras milik Bulog-red). Kita mau menurunkan harga supaya kembali normal menjelang bulan puasa dan Lebaran," tegasnya.

Darmin menilai, harga beras saat ini masih mahal disebabkan oleh musim panen yang belum merata. Pada tahun lalu, panen sudah mulai berlangsung bulan Maret dan puncaknya terjadi pada April dan Mei, sedangkan tahun ini tidak sama.

Oleh karena itu, Darmin mem­prediksi, pertumbuhan sektor pertanian pada kuartal I tahun ini akan lebih kecil dari tahun lalu. "Pada tahun lalu Maret, panen sudah merata. Makanya pada kuartal satu cenderung besar," jelasnya.

Darmin menuturkan, pemerintah sudah mengantisipasi kon­disi tersebut dengan melakukan impor beras. Dan kini tinggal menggelontorkan semua stok.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan lalu melaporkan harga beras masih tinggi. Alih-alih turun, BPS mencatat harga semua jenis beras, baik premium, medium, dan rendah malah mengalami kenaikan. Harga beras kuali­tas premium di penggilingan selama bulan lalu naik 0,31 persen menjadi Rp 10.382 per kg. Beras kualitas medium naik 0,37 persen menjadi Rp 10.215, dan untuk kualitas rendah naik 1,99 persen menjadi Rp 9.987 per kg. Namun, para pedagang mengklaim bahwa harga beras pada Februari dan Maret sudah mulai mengalami penurunan.

Presiden Jokowi memberikan perhatian serius terhadap masih tingginya harga kebutuhan pokok utama masyarakat terse­but. Presiden memerintahkan Darmin untuk menekan harga sebelum bulan puasa.

Harga Gabah Tinggi


Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengu­saha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengamini, harga gabah dan beras masih tinggi meskipun sudah me­masuki musim panen. Menu­rutnya, kondisi itu dipengaruhi kebijakan pemerintah yang memberikan Bulog fleksibilitas melakukan pembelian gabah dan beras.

"Pasokan sudah mulai banyak. Tetapi harga gabah dan beras masih tinggi. Sebab, Bulog membeli dengan fleksibilitas 20 persen di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," kata Sutarto kepada Rakyat Merdeka.

Kondisi tersebut, lanjut Su­tarto, menyebabkan harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA