Kualitas Kesehatan dan KesÂelamatan Kerja (K3) ditingkatÂkan untuk menekan dan memiÂnimalisir potensi kecelakaan kerja. Seperti yang dilakukan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang saat ini tengah membekali karyawannya dengan motivasi kerja serta kedisiplinan salah satunya melalui program penÂdidikan dan pelatihan (diklat).
Kepala Divisi III PT Waskita Karya, Dono Parwoto mengakui K3 merupakan hal paling penting.
Berbagai kejadian kecelakaan kerja yang dialami perusahaan berkode saham WSKT ini namÂpaknya telah menjadi bahan evaluasi penting.
Dono mengklaim perusahaanÂnya lagi berupaya mengutaÂmakan K3 dalam setiap aspek pekerjaan.
"Kita gelar diiklat karena kita ingin meningkatkan terus awareness kita kepada pegawai khususnya di Divisi III untuk meningkatkan K3 yakni kedisiÂplinan, kesehatan dan keselamaÂtan kerja," terang dia.
Dono menegaskan perusaÂhaannya melakukan diklat unÂtuk meningkatkan motivasi dan kedisiplinan dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Pelaksanaan Diklat ini dipeÂruntukkan bagi Pegawai PT Waskita Karya (Persero) Tbk khususnya Divisi III selama seÂpekan sejak Sabtu (10/3) hingga Jumat (16/3) pekan depan.
Kegiatan diklat tersebut diilakÂsanakan setiap hari mulai pukul 07.00 wib hingga kegiatan selesai.
Menurut Dono, peserta Diklat sebanyak 56 orang ini terdiri dari seluruh Pegawai Pelaksana KesÂelamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Mutu (K3LM) Divisi III PT Waskita Karya.
Adapun materi yang disamÂpaikan meliputi Disiplin KerÂja, Komitmen K3, Motivasi, Prosedur, Patuh Peraturan, dan Loyalitas.
Seluruh materi disampaikan oleh tim Divisi III PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan materi khusus dari Kodam V Brawijaya Bela Negara Rindam.
Selain itu, ada juga materi peraturan hukum dan UU KeÂcelakaan Kerja yang akan disÂampaikan oleh pihak kepolisian. Hal itu untuk meningkatkan keÂwaspadaan bagi pegawai pelakÂsana saat berada di lapangan.
"Sanksi bila mereka melangÂgar hal-hal yang seharusnya dilakukan. Kalau mereka itu paham diharapkan mereka lebih berhati-hati dalam menjalankan kerja," ucap Dono.
Dia menuturkan, ada beberapa faktor yang membuat kecelakaan kerja terjadi. Selain karena fakÂtor kesalahan manusia (
human error), ada juga faktor alam.
"Bisa saja karena desain, bisa karena kelalaian. Bisa karena mesÂinnya tidak standar atau alam misalÂnya kondisi angin," cetus Dono.
Meski sebuah perusahaan konÂtraktor dikejar target kelar, fakÂtor keselamatan dan keamanan dalam bekerja tetap nomor satu. Lebih-lebih Waskita sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
PT Waskita Karya (Persero) Tbk berdiri pada tahun 1961 sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam tujuh bulan terakhir PT Waskita menÂcatat rekor terbanyak menimbulÂkan kecelakaan kerja.
Dari 14 kasus kecelakaan di sekÂtor infrastruktur, enam di antaranya terjadi pada proyek yang dikerjaÂkan PT Waskita Karya.
Akui Sempat Lalaikan K3
Sebelumnya, Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M Choliq mengakui peningkatan nilai produksi atau nilai proyek yang diperoleh Waskita Karya menyebabkan perhatian terhadap aspek Kesehatan dan KeselamaÂtan Kerja ( K3) terabaikan.
Dia menyebut, peningkatan nilai proyek Waskita naik tajam dibandingkan tahun-tahun sebeÂlumnya. Saat itu, nilai proyek yang diperoleh Waskita Karya dalam setahun sekitar Rp 10 triliun sampai Rp 15 triliun.
"Tapi 2017 kemarin produksinÂya sampai Rp 45 triliun sehingga dengan kenaikan ukuran produksi ini maka secara nalar harus diiÂkuti manajemen K3 yang lebih canggih," jelas dia. ***
BERITA TERKAIT: