Bermula dari keprihatinan Jaya Suprana yang ikut merasakan keresahan para pengemudi ojek pangkalan yang lahan nafkah mereka terdesak oleh transportasi berbasis aplikasi di tahun 2015. Saat itu suasana cukup genting sebab masalah priuk nasi, bahkan sampai terjadi pengeroyokan dan ancaman pembunuhan.
Melalui seorang sahabat yang berbaik hati dan ikut peduli, Ilarius Wibisono, para kepala pengemudi ojek pangkalan diundang dan diajak rembugan di Studio Jaya Suprana di MOI, Kelapa Gading.
Prof. Dr. Sri Edi Swasono yang diundang Jaya Suprana juga datang memberikan masukan kepada mereka tentang pentingnya membentuk koperasi. Lalu ada begawan marketing, Hermawan Kertajaya yang khusus diminta Jaya Suprana untuk memberikan pelatihan pemasaran selama tiga hari secara cuma-cuma di kantor Mark Plus.
Jaya Suprana bahkan menghadap Tommy Winata untuk memohon bantuan. Dari situ, Tommy Winata segera memerintahkan Direktur Bank Artha Graha, Indra S Budianto untuk membina mereka didampingi oleh Wibisono dan Ferry.
Kini, anggota Koperasi Ojek Pangkalan sudah mencapai 400 orang dan Djamil didaulat sebagai bapak angkat Asosiasi Ojek Pangkalan (ASOI).
Tidak hanya membina, Bank Artha Graha juga menyalurkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada KOPI. Dengan KUR dari Bank Artha Graha, para anggota KOPI sudah bisa mencicil motor baru yang lebih layak, seragam, jaket, serta helm.
Para pengojek pangkalan sangat bersyukur ada Jaya Suprana yang peduli terhadap nasib mereka. Bahkan mendorong mereka meningkatkan kualitas kerja agar bisa bersaing dengan ojek berbasis aplikasi dari korporasi raksasa.
Barangkali diantara para pembaca ada yg tergerak untuk membantu pembuatan aplikasi dan legalitas KOPI? Bisa kontak Jamil di nomor
+62 859 35175133.
[wid]
BERITA TERKAIT: