Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruan Sinungan memprediksi, kehadiran kereta bandara bakal menciutkan penumpang taksi dari dan menuju Bandara Soetta hingÂga 20 persen. Namun itu hanya untuk penumpang perorangan.
"Pasti dong berdampak banget ke taksi, termasuk juga angkutan sewa. Perkiraan saya jumlah penÂumpang taksi bisa turun 15-20 persen, tapi itu yang penumpang perorangan ya," katanya kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Sebagai transportasi massal, Shafruan mengakui keunggulan kereta bandara ada pada tarif, dan waktu yang singkat ketimbang naik taksi. Penumpang cukup merogoh Rp 70.000 dari StaÂsiun Sudirman menuju Bandara Soetta. Ditambah, antusiasme masyarakat karena ada promo Rp 30 ribu hingga 1 Januari 2018.
Dia mencontohkan, perbandinÂgan ongkos yang harus dikeluarÂkan masyarakat dari Cawang ke Bandara Soetta. Dengan kereta bandara, masyarakat bisa mengÂgunakan Bus TransJakarta Rp 3.500 menuju Stasiun Sudirman, disambung kereta bandara Rp 70.000. Alhasil biaya yang dibuÂtuhkan hanya Rp 73.500.
Sedangkan naik taksi, dari asal dan tujuan yang sama ongkosÂnya bisa mencapai Rp 200.000. "Jelas lebih murah bukan (kereta bandara) untuk penumpang per orangan. Tentu masyarakat lebih pilih kereta bandara daripada taksi," cetus Shafruan.
Meski begitu, tidak selamanya kereta bandara unggul. Shafruan mengatakan, jika masyarakat pergi dengan rame-rame, lebih murah menggunakan taksi. Sebut saja ada empat orang ingin pergi ke Bandara Soetta, dengan kereta bandara menghabiskan ongkos Rp 280.000. Sementara taksi hanya Rp 200 ribu.
Shafruan mengklaim taksi lebÂih praktis, karena bisa menganÂtar penumpang sampai rumah. Berbeda dengan kereta bandara yang harus singgah di stasiun, kemudian disambung dengan moda transportasi lain untuk mencapai tempat tinggal.
"Sebenarnya tidak masalah juga ada kereta bandara. Lagi pula ini bicara kepentingan masyarakat, tapi pasti kami kemakan kereta. Kami berharap pengusaha taksi meningkatkan kenyamanan, karÂena nantinya jenis taksi sedan di bandara dikurangi, dan digantiÂkan jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) untuk orang dan barang," imbuhnya.
Dirut Angkasa Pura II MuÂhammad Awaluddin menyebut, kereta bandara bisa mengurangi kemacetan Jakarta. Di waktu normal, ada 150.000 penumpÂang yang datang ke Bandara Soeta. Di saat liburan akhir tahun, penumpang bisa lebih dari 200.000.
Menurut Awaluddin, dengan kereta bandara, penumpang akan terserap dan mengurangi jumlah kendaraan yang beredar di jalan. Selama ini, pengguna jasa BanÂdara Soetta terserap dengan sejumlah armada transportasi, di antaranya taksi, bus, dan Jakarta Airport Connection.
Direktorat Jenderal PerkÂeretaapian Kementerian PerÂhubungan (Kemenhub) dan PT Railink Indonesia mengevaluasi pengoperasian kereta bandara setelah operasi komersial perÂdana, Selasa (26/12). ***
BERITA TERKAIT: