Transaksi Zaman Now, Bye-Bye Tunai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 04 Desember 2017, 20:33 WIB
Transaksi Zaman Now, Bye-Bye Tunai
FGD BI/RMOL
rmol news logo Jumlah pengguna transaksi non tunai di Indonesia masih rendah di banding negara-negara anggota ASEAN seperti Singapura dan Malaysia. Oleh karenanya tanggal 14 Agustus 2014 lalu, Bank Indonesia (BI) mencanangkan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya transaksi tanpa uang cash tersebut.

Di Jakarta sendiri, GNNT sudah dimulai dengan sangat intensif. moda transportasi seperti kereta Commuter Jabodetabek  dan bus TransJakarta hanya melayani transaksi non tunai bagi penumpangnya. Selain moda transportasi, swalayan, supermarket, pom bensin, jalan tol dan beberapa arena hiburan di Jakarta juga lebih memilih untuk menggalakkan transaksi non tunai. Gerakan ini digadang-gadang akan membuat Indonesia menjadi cashlesh society.

Cashless society merupakan komunitas yang dalam transaksi keuangannya tidak lagi menggunakan uang tunai, tetapi sudah dalam bentuk alat penyimpan data keuangan. Baik berupa kartu kredit, kartu debit, maupun uang elektronik. Cara ini adalah upaya mengurangi penggunaan instrumen tunai.

Alat pembayaran tunai yang masih umum digunakan warga cenderung tidak praktis karena harus disediakan dalam berbagai nominal. Uang tunai menjadi beban bank sentral untuk mencetak dan mengendalikan peredarannya. Biaya pencetakan dan redesainnya juga membutuhkan biaya tinggi dan harus dilakukan secara berkala. Selain itu, penggunaan uang tunai dianggap menyulitkan karena perlu dihitung secara manual. Jika jumlahnya banyak, risiko kesalahan penghitungan menjadi lebih besar.

Transaksi non tunai dianggap lebih praktis. Pemindahan dana dengan cara ini juga memungkinkan pencatatan serta pengawasan yang lebih mudah. Sistem cashless akan menyulitkan transaksi-tansaksi ilegal seperti penyuapan dan transaksi barang terlarang karena setiap transaksi akan mudah terlacak. Selain itu, membawa alat pembayaran dalam bentuk kartu tentu lebih aman dan nyaman daripada membawa uang tunai dalam jumlah yang relatif banyak saat beraktivitas sehari-hari.

Transaksi elektronik tidak hanya soal kepraktisan. Kecepatan proses transaksi non tunai sangat berpengaruh pada perekonomian. Pengelolaan keuangan yang dilakukan pemerintah pusat, daerah, maupun dunia usaha pun dapat berlangsung transparan dan akuntabel.

Untuk membahas hal tersebut lebih komprehensif, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo akan menjadi pembicara kunci pada Focus Discussion Group (FGD) bertajuk "Transaksi Zaman Now, Bye-bye Tunai". FGD tersebut akan digelar pada Rabu, 6 Desember 2017 di The Westin, Jakarta Selatan pada pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.

Akan tampil sebagai narasumber, Eni V Panggabean (Dir Eksekutif Ka Departemen Kebijakan Pengawasan Sistem Pembayaran BI), Maryono (Ketua Umum Himbara, Himpunan Bank Milik Negara), Herry Trisaputra Zuna (Kepala Badan Pengatur Jalan Toli Kemen PUPR) dan Edi Sukmoro (Dirut PT KAI).

Adapun yang akan hadir sebagai penanggap diskusi yakni Rico Usthavia Frans (Direktur Digital Banking & Technology Bank Mandiri), Santoso Liem (Direktur Payment PT BCA Tbk), Anggoro Eko Cahyo (Ketua ASPI/ Direktur BNI), Tulus Abadi (Ketua Pengurus Harian YLKI) dan Agus Pambagio (Pengamat Kebijakan Publik). Diskusi yang menggandeng Rakyat Merdeka sebagai media partner ini akan dimoderatori oleh Wianda Pusponegoro. [san]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA