Demikian diungkapkan oleh SVP Corporate Strategic Growth Pertamina Daniel S. Purba di dalam Plenary Session 4: Investment Forum saat ajang The 6th INDOEBTKE ConEx 2017 di Balai Kartini, Jakarta, belum lama ini.
"Komitmen pengembangan EBT ini sudah dituangkan ke dalam misi Pertamina sebagai energy company. Di samping itu, kami semua juga sudah tahu bahwa target porsi EBT kita di kebijakan bauran energi nasional diharapkan menjadi 23 persen di tahun 2025," kata Daniel dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Kamis (28/9).
Dia mengungkapkan, Pertamina melihat dari dua parameter dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan, yakni economy attractiveness atau seberapa menarik sebuah proyek dari sisi ekonomi serta technology maturity atau ketersediaan teknologi yang mendukung.
"Kedua paramater tersebut adalah pertimbangan kita dalam mengeksekusi kesempatan bisnis," ujarnya.
Daniel menjelaskan, energi EBT yang masuk ke dalam high priority (high economy attractiveness & technology maturity) dan telah dieksekusi Pertamina, yaitu geothermal, biodiesel, biomass, mini hydro, dan solar PV. Disamping itu, ada juga beberapa EBT yang masih harus dilakukan evaluasi dan pengembangan komersil, seperti wind power, hydro large, bioevture dan bioethanol.
"Salah satu yang kita kembangkan saat ini adalah solar PV. Saat ini sudah terinstal sebesar 1 Mega Watt dari instalasi PV di kantor pusat Pertamina dan area perumahaan kilang Cilacap. Hal ini akan terus berkembang ke area, unit dan anak perusahaan Pertamina yang lain di seluruh Indonesia," ucap Daniel.
Menurutnya, kolaborasi dan sinergi dengan berbagai stakeholders dan pihak lain adalah kunci dalam pengemÂÂbangan EBT.
"Dalam hal riset misalnya, Pertamina juga bekerjasama dengan banyak universitas, pemerintahan dan juga lembaga, seperti BATAN, BPPT, LIPI dan lainnya," demikian Daniel S. Purba.
[rus/***]
BERITA TERKAIT: