Tim Ekonomi, Jangan Buai Presiden Dengan Mimpi Yang Tidak Pasti

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Rabu, 29 Maret 2017, 11:48 WIB
rmol news logo . Presiden Joko Widodo mengatakan pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia.

"Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi empat besar dunia di 2045. Saya percaya hitungan itu, siapa yang meragukan Buk Sri Mulyani (Menkeu) dan Pak Darmin Nasution (Menko Perekonomian)? Yang hitung bukan saya, ini pakar-pakar kelas internasional semua," ujar Presiden di Jakarta, Senin lalu (27/3).

Di tahun 2045, dikatakan Produk Domestik Bruto (PDB) akan mencapai US$ 9,1 triliun dengan pendapatan per kapita yang bisa mencapai US$ 29.000. Dengan catatan pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan berada di level 5 persen.

Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Bung Karno, Gede Sandra, sah-sah saja membangun optimisme dari proyeksi-proyeksi ekonomi semacam itu, namun harus tetap dikritisi.

"Sepengetahuan saya, proyeksi tentang perekonomian Indonesia di tahun 2030 akan menjadi peringkat kelima dunia, dan 2050 akan menjadi peringkat keempat dunia ada di dalam laporan yang terbit awal Februari 2017 dari suatu lembaga auditor internasional terkenal. Sah-sah saja bila kemudian laporan lembaga auditor tersebut dijadikan pijakan perhitungan interpolasi oleh pemerintah untuk meramalkan tahun 2045, tapi tentu kita tetap harus kritis," ujar Gede menanggapi pernyataan Kepala Negara, Rabu (29/3).

Ia mengungkapkan, bahwa lembaga auditor internasional tersebut sebenarnya memiliki masalah kredibilitas di luar negeri karena kualitas auditnya yang buruk atas insitusi perbankan di AS selama bertahun-tahun, sehingga ikut menyebabkan terjadinya krisis finansial global tahun 2008. Akibatnya, tahun lalu lembaga tersebut harus menghadapi persidangan di AS dengan nilai uang ganti rugi yang dituntut mencapai miliaran dolar.

Berekam jejak semacam ini, kata Gede, bila lembaga auditor yang sama ternyata meluncurkan suatu laporan tentang proyeksi ekonomi global hingga puluhan tahun ke depan, ia menyarankan agar publik tetap skeptis terhadap isi laporan mereka.

Gede juga meminta agar tim ekonomi tidak lagi membuai presiden dengan mimpi-mimpi yang tidak pasti di masa yang sangat jauh ke depan, dengan berbagai strategi jangka panjang yang penerapannya disebutkan baru akan terjadi 10, 20, dan 30 tahun lagi.

Menurutnya, tugas tim ekonomi di kabinet kerja saat ini adalah mewujudkan keinginan presiden untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi di masa jabatan Jokowi yang tinggal dua setengah tahun lagi, tentu dengan berbagai strategi terobosan out of the box.

"Kalau tidak sanggup kasih terobosan kebijakan, ngaku saja. Jangan malah berikan mimpi-mimpi yang tak pasti. Saya jadi ingat beberapa bulan lalu di sebuah acara alumni universitas ada seorang ekonom yang sudah sangat senior berseloroh, kalau hanya ingin agar ekonomi Indonesia bertumbuh 5 persen, (para menteri ekonomi) sambil tidur juga bisa," sindir Gede Sandra. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA