Indonesia Cabut Dari Keanggotaan OPEC

Kamis, 01 Desember 2016, 09:55 WIB
Indonesia Cabut Dari Keanggotaan OPEC
Wina Rachmat Budiman, Ignasius Jonan, dan Widyawan Prawiraatmadja/RM
rmol news logo Tak mau ditekan negara-negara kaya minyak agar menurunkan produksinya, Indonesia memutuskan untuk membekukan sementara (temporary suspend) keanggotaan di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Wartawan Rakyat Merdeka Kartika Sari melaporkan, keputusan tersebut diambil dalam Sidang ke- 171 OPEC di Wina, Austria, Rabu (30/11) sekitar pukul 18:00 waktu Wina atau Kamis dinihari WIB. Sidang berlanjut alot dan tegang.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang menghadiri sidang tersebut menjelaskan, langkah pembekuan diambil menyusul keputusan sidang untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari, di luar kondensat.

Sidang, masih kata Jonan, juga meminta Indonesia untuk memotong sekitar lima persen dari produksinya, atau sekitar 37 ribu barel per hari.

"Padahal kebutuhan penerimaan negara masih besar dan pada RAPBN 2017 disepakati produksi minyak di 2017 turun sebesar 5 ribu barel dibandingkan 2016," jelas Jonan.

Dengan demikian, menurut Jonan, pemotongan yang bisa diterima Indonesa adalah sebesar 5 ribu barel per hari.

"Sebagai negara net importer minyak mentah (crude oil), pemotongan kapasitas produksi ini tidak menguntungkan bagi Indonesia, karena harga minyak secara teoritis akan naik," ujar mantan Menteri Perhubungan itu yang tampak didampingi Dubes Indonesia untuk Wina, Rachmat Budiman dan Gubernur OPEC, Widyawan Prawiraatmadja saat sidang.

Keputusan tegas Jonan untuk out dari OPEC tersebut, tentu saja bikin kaget ke-13 negara anggota OPEC lainnya. Yaitu, Arab Saudi, Iran, Irak, Gabon, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Uni Emirat Arab, Venezuela, Aljajair, Angola dan Ekuador.

Dengan pembekuan ini, Indonesia tercatat sudah dua kali membekukan keanggotaan di OPEC. Pembekuan pertama pada tahun 2008, efektif berlaku 2009. Indonesia memutuskan kembali aktif sebagai anggota OPEC pada awal 2016.

Jonan menegaskan, pembekuan sementara ini adalah keputusan terbaik bagi seluruh anggota OPEC. Sebab, dengan demikian, keputusan pemotongan sebesar 1,2 juta barel per hari bisa dijalankan, dan di sisi lain Indonesia tidak terikat dengan keputusan yang tidak sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia.

Ini adalah sidang OPEC pertama yang diikuti Jonan sehingga kehadirannya membetot perhatian menteri-menteri perminyakan serta para petinggi organisasi negara-negara kaya minyak itu. Bahkan President OPEC Mohamed bin Saleh Al-Sada yang membuka sidang, dalam pidato sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Jonan.

"Kami mengucapkan selamat datang kepada Menteri ESDM Indonesia Yang Mulia Bapak Ignasius Jonan yang untuk pertama kalinya mengikuti Sidang OPEC. Selamat datang dan bergabung dengan kami," kata Mohammed.[***]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA