Anak-Anak Indonesia Rentan Serangan Negatif Dunia Cyber

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 20 September 2016, 16:39 WIB
Anak-Anak Indonesia Rentan Serangan Negatif Dunia <i>Cyber</i>
Foto: Humas LDII
rmol news logo Di era globalisasi yang ditandai dengan kebebasan informasi dan keterbukaan demokrasi, menjadi catatan baru dari sejarah peradaban manusia.

Jika masyarakat Indonesia sudah terbebas dari buta huruf, buta baca dan buta tulis, maka di era digital ini, masyarakat dituntut juga untuk tidak buta informasi.

Demikian dikatakan Ketua DPP LDII, Prasetyo Sunaryo saat Fokus Grup Diskusi (FGD) bertajuk 'Literasi & Manipulasi Informasi di Era Digital.' di Jakarta, Selasa (20/9).

"Pengguna smartphone tentu harus lebih pintar, bukan malah sebaliknya. Dengan adanya smartphone tentunya harus menghasilkan smart society, bukan  menghasilkan gossip society," tegas Prasetyo.

Sementara itu, Monitoring dan Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Maria Advianti dalam paparannya menjelaskan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi bagian penting dari theatre of mind filsafati manusia yang terkoneksi tanpa batas dengan peristiwa dan kejadian yang dialami dunia secara keseluruhan.

"Di sinilah peran orang tua dituntut sedemikian rupa agar anak-anak Indonesia tidak menjadi korban TIK," kata dia, menekankan.

Jika dulu kegiatan berinternet kerap dilakukan orang dewasa, kini teknologi yang makin berkembang memberikan kemudahan terhadap akses dunia maya atau cyber oleh anak-anak. KPAI sendiri, kata Maria, menilai perlindungan anak-anak di dunia cyber masih sangat kecil. Bahkan, Indonesia masih belum mempunyai perangkat atau peraturan yang bisa melindungi anak-anak dari serangan negatif dunia cyber.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA