Ketua Ikatan Pengusaha OtoÂbus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan menjelasÂkan, suku bunga yang didapatÂkan para pengusaha bus dalam memperbarui armadanya bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga pembelian mobil pribadi.
"Kita ini bayar bunga setiap beli bus baru itu lebih mahal dari mobil pribadi. Kita sekarang kena bunga 14 persen, kalau moÂbil pribadi itu cuma 8-9 persen," kata Lesani, kemarin.
Menurutnya, di tengah kondisi ekonomi dunia yang melemah ditambah dengan nilai dollar AS yang tinggi, menjadikan para pengusaha bus memutar otak demi memperbaiki pelayananÂnya. Apalagi, aturan KementeÂrian Perhubungan (Kemenhub) mensyaratkan kategori bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) harus memiliki usia kendaraan di bawah 25 tahun. Sedangkan Bus Pariwisata di bawah 10 tahun.
"Dorongan ini tidak ditinÂdaklanjuti dengan kebijakan mengenai pembiayaan tadi yang ada di Kementerian Keuangan, harusnya kalau mau seperti itu kita diberi nafas untuk memperÂcepatnya," tegas Lesani.
Dia mengakui saat ini masih ada beberapa bus yang tingkat kenyamanannya masih kurang, terlebih bus-bus antar kota daÂlam provinsi. Namun, para pengusaha tetap berusaha untuk terus memperbaikinya.
Sementara Kemenhub melalui Direktorat Jendral Perhubungan Darat meminta kepada para pengusaha bus untuk lebih aktif melakukan pengecekan langsung terhadap armada yang dimiliki.
Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto Iskandar mengungkapkan, dari hasil
check menjelang mudik lebaran seÂbanyak 80 persen bus sudah tak layak jalan. "Entah itu beberapa perlengkapan tidak beroperasi, hingga ke administrasi," tegas Pudji.
Persoalan administrasi ini, dikatakan Pudji diantaranya tidak cocok rangka bus yang tertera di STNK dengan realitanya di rangka bus yang bersangkutan. Selain itu, permasalahan yang tidak kalah banyak mengenai surat-surat kendaraan yang ditahan Korlantas karena meÂlanggar aturan di jalan.
Demi mengatasi hal itu, Pudji meminta kepada para pengusaha bus untuk tidak hanya bekerja di balik meja. Pengusaha diminta langsung melakukan pengecekan beÂberapa armadanya.
"Jangan dibalik meja saja, yang ada sekarang itu pengusaÂhanya dibohongi para karyawanÂnya sendiri. Atau kalau tidak karena tidak pernah menyapa karyawan, jadi pada susah kasih masukan," papar dia.
Pudji bahkan sedikit menyindir para pengusaha bus akibat lebih seringnya mereka bekerja di atas meja. "Apa ada pengusaha bus naik bus, tidak ada, pasti naik mobil pribadi, udah tidak usah ditanya itu," tegasnya. ***
BERITA TERKAIT: