Horee.. Ibukota Bakal Punya Pusat Perkulakan Sembako

Semua Transaksi Dengan Non Tunai

Jumat, 26 Agustus 2016, 08:00 WIB
Horee.. Ibukota Bakal Punya Pusat Perkulakan Sembako
Foto/Net
rmol news logo Sebentar lagi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal memiliki pusat perkulakan sembako yang harganya murah karena dijual melalui sistem grosir.

Paling lambat akhir Desember mendatang atau awal Januari 2017, para pedagang pasar tra­disional sudah bisa datang ke pusat perkulakan sembako itu untuk berbelanja.

Lokasi pusat perkulakan itu berada tidak jauh dari area Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Desember mendatang PD Pasar Jaya sudah mempunyai pusat perkulakan bahan pokok di dekat Pasar Induk Kramat Jati. Saya sudah menugaskan PD Pasar Jaya untuk membangunnya segera," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Bekas Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan, sistem grosir dipilih supaya mengun­tungkan para pedagang kecil yang biasa menjual barangnya di pasar tradisional.

"Saat ini pasar tradisional cenderung kalah saing dengan pasar modern karena harga jual barang yang ditawarkan ke peda­gang kecil sangat tinggi. Nah kenapa kita tidak bisa bersaing, ya karena belanjanya saja bukan harga pabrik atau distributor. Tapi belanjanya dari tangan ke empat atau lima, sehingga harg­anya sudah tinggi," tukasnya.

Pihaknya akan menerapkan sistem transaksi nontunai di perkulakan DKI. Pedagang harus memiliki rekening bank.

"Saya minta semua harus non­tunai. Saya ingin tahu siapa yang beli, dia jualnya berapa, arus kasnya berapa," kata Ahok

Ahok meyakini, hadirnya pusat perkulakan milik DKI pasti bakal menaikkan daya saing para pedagang pasar tradisional.Para pedagang kecil di DKI tidak akan tergerus era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Diharapkan pusat perkulakan ini nantinya mampu mendorong pelaku usaha menghadapi pasar bebas MEA," tandasnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menam­bahkan, pusat perkulakan sem­bako di Kramat Jati akan dijadi­kan proyek percontohan pasar perkulakan. Selain itu, juga akan dijadikan proyek percontohan pengolahan sampah pasar yang baik dan benar.

"Di sana nanti akan dibangun pengolahan sampah organik, se­hingga sampah dapat tertangani dengan baik. Sampah di pasar itu kan sebanyak 90 persen itu sampah organik. Kita akan olah di situ. Dengan cara seperti itu sampah di pasar jadi bersih banget," terangnya.

Untuk mewujudkan hal itu, ja­jaran direksi PD Pasar Jaya telah diminta untuk memperkuat garis koordinasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait. Karena PD Pasar Jaya tidak bisa berjalan sendiri.

"Dia harus koordinasi dengan Satpol PP, Dinas KUMKMP DKI, Dinas Kebersihan DKI dan BPKAD DKI. Saya sudah perintahkan kita akan bikin business plannya lima tahun ke depan PD Pasar Jaya maunya apa. Nanti kita akan laporkan," tukasnya.

Harganya Lebih Murah Dari Pasar Modern Lho..

Tekad Pemprov DKI Jakarta meningkatkan daya saing peda­gang pasar tradisional melalui pembangunan pusat perkulakan sembako patut diapresiasi

Namun dipertanyakan, apa benar akhir tahun ini sudah ram­pung, karena belum ada penger­jaan pembangunan gedungnya.

Direktur Utama PD Pasar Djaya Arif Nasrudin mengaku lahan seluas sekitar 3.600 me­ter persegi yang nantinya akan dibangun sebagai tempat perku­lakan telah dipasangi pagar setinggi dua meter.

"Desain sudah ada, karena kita memang benar-benar me­nyiapkan. Mudah-mudahanan pertengahan Oktober kita bisa groundbreaking, dan akhir tahun mudah-mudah selesai," katanya.

Dikatakan Arif, pembangunan pusat perkulakan itu membutuh­kan anggaran Rp 20 miliar. Dana tersebut berasal dari pinjaman Bank DKI.

Pinjaman dilakukan lantaran anggaran pembangunan yang direncanakan melalui Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) belum bisa direalisasikan. Pasalnya, dana PMP masih butuh waktu untuk proses pencairannya.

"Kalau lewat PMP sebenarnya sudah dialokasikan, cuma ini kan kalau melihat dari ketentuan kita masih perlu review sana sini. Su­paya lebih cepat kita pakai dana sendiri dulu," tandasnya.

Kepala Hubungan Masyarakat PD Pasar Jaya Gatra Vaganza menambahkan, pihaknya sedang mematangkan struktur mana­jemennya. Sebab, perkulakan milik DKI ini tidak di bawah Pasar Induk Kramat Jati.

"Nanti ada tim khusus yang baru. Manajemennya beda," ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Pembentukan tim khusus, lan­jutnya, bertujuan agar pengelo­laan pusat perkulakan sembako bisa lebih profesional. Selain itu, supaya sistem pengawasan harga barang barangnya juga bisa lebih terkontrol.

"Saat ini sedang digodok siapa saja yang masuk ke dalam di tim khusus tersebut," ujarnya.

Selain manajemen, para pem­sok sembako di pusat perkulakan juga sedang dimatangkan. Sebab, harga jual yang ditawarkan ke pedagang kecil harus murah.

"Harga sembako dari pemasok harus lebih murah jika diband­ingkan dengan harga sembako di pasar modern. Nanti kita akan bekerja sama dengan PD Dharma Jaya, Tjipinang Food, dan lain sebagainya," tukasnya.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA