Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jaring Wisman Eropa, Kemenpar Promosikan Wisata Indonesia Dalam Vakantiebeurs 2016

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 13 Januari 2016, 22:45 WIB
Jaring Wisman Eropa, Kemenpar Promosikan Wisata Indonesia Dalam Vakantiebeurs 2016
ilustrasi/net
rmol news logo Pemerintah terus mempromosikan pariwisata Tanah Air di luar negeri. Langkah ini untuk menggenjot jumlah wisman berkunjung ke Indonesia.

Direktur Promosi Pariwisata untuk Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya menjelaskan, selama tahun ini, sektor pariwisata diharapkan menarik 12 juta pengunjung mancanegara dan menambah setidaknya 12,7 miliar dolar AS pendapatan negara.

"Kemenpar menargetkan untuk meningkatkan pengunjung menjadi 20 juta pada 2019," jelas Nia dalam keterangannya (Rabu, 14/1).

Salah satu langkah Kemenpar untuk merealisasikan target tersebut adalah dengan berpartisipasi aktif dalam Vakantiebeurs 2016, pameran pariwisata terkemuka Eropa, di Utrecht, Negeri Belanda. Pameran pariwisata itu digelar di Jaarbeurs Exhibition Convention Centre Hall 4 pada 12-17 Januari.

Dalam pameran tersebut, Kemenpar menggandeng 16 pelaku penting pariwisata di seluruh Indonesia untuk memberikan atraksi menakjubkan. Ada 12 agen perjalanan terkemuka, tiga hotel, dan sebuah organisasi manajemen pariwisata, serta maskapai kebanggaan nasional, Garuda Indonesia, mempromosikan Wonderful Indonesia. Semua itu diiringi serangkaian pertunjukan budaya, seraya mengenalkan cita rasa kopi asli Indonesia.

Wonderful Indonesia merupakan tagline untuk menggambarkan keindahan alam, budaya dan kesenian unik serta beragam hasil kerajinan, khazanah kuliner, yang hidup berdenyut dalam keseharian masyarakat Indonesia.

"Semua itu bagian dari rencana besar Kemenpar untuk memajukan pariwisata nasional," tandas Nia.

Untuk mempercepat pencapaian target tersebut, pemerintah juga telah membebaskan persyaratan visa untuk 90 negara, termasuk Belanda. Guna mendukung berkembangnya wisata bahari, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 105 tahun 2015. Dengan peraturan baru tersebut, diperkirakan kunjungan kapal pesiar ke Indonesia akan mencapai 5.000 kapal pesiar pada 2019, dengan kontribusi sebesar 500 jutadolar AS tambahan devisa.

Terobosan lain adalah dengan tidak lagi menerapkan prinsip-prinsip cabotage penuh bagi wisatawan yang datang lewat laut. Dengan pelonggaran prinsip cabotage, penumpang dapat turun di lima pelabuhan terbesar Indonesia, yaitu Belawan-Medan, Tanjung Priok - Jakarta, Tanjung Perak - Surabaya, Benoa - Bali, dan Makassar. Peraturan baru itu diharapkan bisa meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar asing menjadi 1.000 kapal di 2019mendatang, dengan penerimaan negara sebesar 300 jutadolar AS.

Harapan tercapainya target tersebut juga dikuatkan dengan posisi Indonesia yang kian mapan dalam tata kepariwisataan dunia. Pada Mei 2015lalu, World Economic Forum (WEF) mengumumkan Indeks Daya Saing Perjalanan dan Pariwisata Indonesia melompat naik dari urutan 70 dari 141 negara yang dievaluasi, ke urutan 47.

Apalagi saat World Halal Summit yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Pulau Lombok dan Pulau Bali berhasil meraih penghargaan bergengsi. Lombok dinobatkan sebagai Tujuan Wisata Halaldan Tempat Berbulan Madu terbaik di dunia. Seiring itu, Grup Sofyan Hotel pun terpilih sebagai Hotel Keluarga Terbaik di Dunia.

Desember lalu, majalah pariwisata terkemuka dunia, Travel + Leisure, menobatkan Bali sebagai Pulau Terindah Di Asia, dan Terindah Kedua di Dunia. Semua itu kian lengkap dengan terpilihnya Raja Ampat di Papua Barat dan Taman Nasional Komodo di Flores, NTT, menjadi duia destinasi teratas sebagai tujuan snorkeling terbaik dunia. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA