Direktur Utama PT Bukit Asam Milawarma mengatakan, proyek integrasi antara PTBA dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dimulai pada 2009. Di mana dermaga baru ini bisa disandari kapal angkut berkapasitas 210.000 Dead Weight Tonnage (DWT).
"Sebelum direnovasi, Pelabuhan Tarahan hanya memiliki satu buah dermaga yang dapat disandari kapal berkapasitas 80.000 DWT (panamax) dan satu buah dermaga tongkang dengan kapasitas 10.000 DWT," kata Miawarma, kemarin.
Ia menjelaskan, kerja sama ini sudah dirintis sejak periode 1984, di mana penambangan batu bara dilakukan PTBA, sementara angkutan dijalankan oleh KAI, angkutan laut oleh PT Bahtera Adhi Guna (BAG) dan pembangkitan listrik oleh PLN (PLTU Suralaya).
"Ini merupakan komitmen bersama antar BUMN, serta untuk mendukung kebijakan energi nasional," tegasnya.
Milawarma menerangkan, dengan pengembangan pelabuhan baru ini, membuat perseroan dapat bersaing dengan produsen batu bara luar negeri, sekaligus ikut mendukung program pemerintah dalam menciptakan kedaulatan wilayah laut NKRI.
Selain itu, juga untuk memajukan dan ikut mendorong kemajuan industri pelayaran nasional, serta dapat melayani kebutuhan batu bara domestik.
"Perseroan juga berencana menaikkan volume penjualan tahun ini sebesar 26 persen menjadi 24 juta ton dari 19,07 juta ton pada 2014," ujar Milawarma.
Untuk mendukung target penjualan tersebut, perseroan, lanjut Milawarma akan lebih dulu memenuhi angka produksi dan pembelian batu bara sebesar 23,70 juta ton, atau 23 persen lebih tinggi dibandingkan dengan produksi dan pembelian tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam, Joko Pramono mengatakan, penambahan kapasitas sandar kapal di Pelabuhan Tarahan dapat meningkatkan daya kompetitif penjualan batu bara PTBA di pasar domestik maupun pesaing utama dari Australia.
"Konsumen dapat dilayani dengan kapal berkapasitas besar sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya transportsi batubara yang mereka beli," kata Joko.
Selain peningkatan kapasitas Pelabuhan Tarahan, perseroan juga melakukan penambahan fasilitas alat muat ke kapal dengan kapasitas 6.000 ton per jam. Sehingga kapal ukuran 210.000 DWT dapat terisi penuh dalam waktu kurang dari tiga hari.
Meski industri batubara tengah melambat, PTBA tetap menggarap beberapa proyek infrastruktur batubara dan proyek energi. Bahkan pada semester II mendatang, perseroan akan memulai pembangunan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banko Tengah 2 x 620 Mega Watt (Sumsel 8) di Mulut Tambang Tanjung Enim.
Untuk mendorong bisnis di sektor energi, PTBA membentuk anak usaha baru bernama PT Bukit Energi Investama. Perusahaan ini akan menajdi group bisnis untuk menunjang pengembangan di bidang usaha energi.
Pengembangan ini menjadi bagian dari diversifikasi yang meliputi usaha di bidang pengembangan PLTU, kontraktor
Engineering Procurement Construction (EPC), kontraktor pengoperasian dan pemeliharaan. Juga, termasuk pengolahan hasil tambang dan industri kimia.
Sementara Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menambahkan, dermaga ini merupakan terminal pengangkutan terbesar di Indonesia.
"Tanjung Priok saja belum ada. Saat ini Pelabuhan Tarahan memiliki tiga dermaga, termasuk dermaga baru dengan kapasitas 210.000 DWT yang semuanya dapat beroperasi secara bersamaan," kata Jonan. ***