Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah RI Minta Iran Investasi di Sektor Petrokimia dan Infrastruktur

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 08 Mei 2015, 18:20 WIB
Pemerintah RI Minta Iran Investasi di Sektor Petrokimia dan Infrastruktur
rmol news logo Republik Islam Iran dikenal sebagai negara yang memiliki penguasaan bisnis dan pengembangan teknologi di bidang petrokimia.

Karena itu, Indonesia yang tengah memacu penguatan struktur industri, membutuhkan kerja sama dengan negara yang handal mengembangkan industri tersebut, seperti Iran.

Menperi Perindustrian Saleh Husin menjelaskan, Iran merupakan penghasil minyak dan gas yang penting di dunia. Mereka tidak hanya memproduksi secara mentah tapi telah lama mengembangkan industri migas ke tingkat yang lebih lanjut.

"Seperti pada gas, telah dikembangkan untuk produksi amonia yang mendukung industri petrokimia yang salah satunya memproduksi pupuk. Amonia juga dimanfaatkan untuk produksi plastik, fiber, bahan peledak, refrigerasi, dan proses purifikasi," kata Menperin saat menerima Duta Besar Iran untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi di Jakarta, Jumat (8/5).

Di negara Timur Tengah itu, industri itu dilakukan oleh National Petrochemical Company (NPC), di bawah Kementerian Minyak dan Gas (Petroleum) Iran.

Selain petrokimia, Indonesia juga berharap Iran menanamkan modal di bidang infrastruktur. "Investasi infrastruktur adalah penanaman modal jangka panjang. Saya optimistis, iklim bisnis di Tanah Air menarik bagi Iran dan mereka akan mengikuti jejak investor negara lain yang telah menanam dan meningkatkan modalnya di Indonesia," kata Menperin.       

Senada dengan Menperin, Dubes Iran Valiollah Mohammadi mengatakan, Iran siap bekerja sama dengan Indonesia karena memiliki semangat yang sama dalam pengembangan industri dan ekonomi pada umumnya. Apalagi, hubungan perdagangan dan budaya kedua bangsa telah berlangsung sejak berabad-abad lalu dan termasuk dalam jalur Jalan Sutra.

Pada pertemuan itu, Saleh Husin didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin Ahmad Sigit Dwiwahjono, Sesditjen Industri Kecil dan Menengah Busharmaidi.

"Kita juga akan membahas lebih lanjut langkah konkret kerja sama di bidang industri kecil menengah mengingat pelaku IKM di kedua negara punya potensi usaha yang besar," kata Sigit Dwiwahjono.

Pada Mei 2006, Indonesia dan Iran telah menandatangani nota saling pengertian atau Memorandum of Understanding (MoU) di bidang IKM. Menurutnya, kunjungan Dubes Iran  sekaligus menjadi momentum menghidupkan kembali komitmen kerja sama itu. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA