Dia menjelaskan, di Jawa Timur ada enam mafia pupuk yang ditangkap, kemudian di Jawa Tengah juga ada enam dan sisanya terdapat di Aceh, SumatÂera Utara, Jambi, dan Sulawesi Selatan.
Amran menjelaskan, mafia puÂpuk ini biasanya mengoplos puÂpuk bersubsidi dan pupuk biasa lalu menjualnya ke para petani dengan harga mahal. "Mereka sudah lama melakukan praktik itu, bahkan di antaranya sudah ada yang membuat pabrik," ujarnya, kemarin.
Menurut dia, pihaknya akan mencabut izin usaha perusahaan atau kelompok-kelompok disÂtributor pupuk bersubsidi yang terbukti melakukan pengoplosan atau menghambat penyaluran pupuk.
Kata dia, pemerintah akan mempidanakan para mafia puÂpuk ini karena sangat merugiÂkan petani dan menghambat swasembada pangan. "Saya suÂdah berkoordinasi dengan setiap Kapolres untuk menindak para pelaku tersebut," tukasnya.
Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menegaskan, pada Maret mendatang, koperasi siap menjadi distributor pupuk bersubsidi. Hal itu dilakukan supaya petani tak lagi kesulitan mendapat pupuk karena langka atau harganya tinggi, juga sebaÂgai upaya menghentikan mafia pupuk.
"Saat ini harga pupuk bersubÂsidi dilepas sesuai mekanisme pasar. Saya minta ke Menteri Perdagangan supaya pupuk janÂgan disamakan dengan BBM," katanya.
Puspayoga meyakini, keÂlangkaan pupuk terjadi karena adanya permainan yang disebutÂnya para mafia. "Melalui MenÂteri Pertanian saya diberitahu kalau pupuk sulit didapat petani dengan harga terjangkau, karena pupuk subsidi dikuasai pihak tertentu dan diganti karungÂnya untuk dijual dengan harga tinggi," ujarnya. ***