Puskepi: Kaji Ulang Perjanjian Beli Minyak dari Angola!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 05 November 2014, 19:05 WIB
Puskepi: Kaji Ulang Perjanjian Beli Minyak dari Angola<i>!</i>
sofyano zakaria/net
rmol news logo Pemerintah diminta untuk mengkaji dengan mendalam pembelian minyak dari Angola melalui perusahaan minyak nasionalnya Sonangol EP.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria mengatakan, apakah pembelian itu akan memberikan penghematan kepada negera 25 persen. Selain itu, perlu juga diteliti oleh pemerintah apakah Sonangol EP menguasai 100 persen hasil minyak yang dihasilkan dari negaranya.

Sebab, kata dia, berdasarkan data Energy Intelegence Research yang mereka lansir pada 2011, Chevron dan Exxon turut terlibat dalam pengelolaan migas di negeri Angola yang bekerjasama dengan Sonangol EP. Dengan begitu, penjualan minyaknya tentu harus berdasarkan persetujuan dari pihak tersebut.

"Nah apakah perusahaan minyak itu juga setuju pihak Sonangol menjual minyak ke Pemerintah Indonesia dengan harga yang lebih murah 25 persen ketimbang mereka menjual ke negara lain?" tanyanya.

Dia mengatakan, jika Indonesia membeli minyak dari Angola maka bisa menghemat sebesar 25 persen sulit dipercaya.

"Jika yang dimaksud menghemat 25 persen itu adalah harga jual atau diskon untuk harga minyak Angola, jelas itu sangat tidak bisa dipercaya begitu saja," imbuhnya.

Menurut dia, penghematan besar bisa terjadi jika harga jual minya dari Sonangol adalah lebih murah 25 persen dari standard harga minyak dunia. Jika saat ini harga minyak dunia rata-rata diangka 86 dolar AS per barel, maka apakah Sonangol akan menjual ke Indonesia dengan harga disekitar 64,5 dolar AS per barel.

"Karena itu, pemerintah harus menjelaskan ke publik apa yang dimaksud dengan bisa hemat sebesar 25 persen jika pemerintah Indonesia membeli minyak dari Angola?" paparnya.

Jika pemerintah Angola atau pihak Sonangol EP bersedia menjual minyak ke Indonesia dengan diskon sekitar 25 persen, kenapa tidak dilakukan oleh pemerintah SBY dan atau Pertamina.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo telah menandatangani perjanjian kerja sama pembelian minyak dengan Wakil Presiden Angola Manuel Domingos Fincente di Istana Merdeka, Jumat  (31/10).

Sementara, Menteri Energi Sudirman Said mengatakan pembelian minyak dari Angola ini dapat menghemat pengeluaran negara sebesar 2,5 juta dolar AS pertahun.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA