PembangÂunan tersebut akan dilakukan di Kabupaten Tapin, di atas lahan seluas 90 hektar. BeÂkantan adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna cokelat kemerahan yang tersebar di hutan bakau, rawa, dan hutan pantai di Pulau Kalimantan termasuk di daerah Sabah, SeÂrawak, dan Brunei.
"Kalimantan Selatan sejak dulu memang dikenal memiliki populasi bekantan yang cukup banyak, khususnya di KabupaÂten Tapin. Karena itu, sebagai wuÂjud keseriusan pemkab TaÂpin meÂlindungi habitat bekanÂtan, Bupati Tapin telah mengÂeluarÂkan Keputusan No. 188/060/KUM/2014 tentang Penetapan KaÂwaÂsan Bernilai Penting Bagi KonÂservasi Spesies seluas 90 hektar," cetus Kepala Badan LingÂkungan Hidup KaÂbupaten Tapin Zain Arifin di Jakarta, kemarin.
Zain memaparkan rencana pemÂbangunan konservasi terÂsebut berada di kawasan kanal PT. Antang Gunung MerÂatus (AGM). PT AGM merupakan anak peÂrusahaan PT. Baramulti SusÂksessarana Tbk (BSSR). Dalam pemÂbangÂunan reservasi terÂsebut, AGM menggandeng pakar satwa liar dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Hadi. S Alikodra. DaÂlam peÂnelitiannya terkait Habitat Rawa Gelam Kanal PT. AnÂtang Gunung Meratus, disebutkan terdapat sekitar 350 ekor bekantan yang tersebar di kanal PT. AGM.
PT. AGM adalah Perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di Kalsel yang memiliki kawasan pertambangan di beberapa kaÂbupaten, yaitu Tapin, Hulu SungÂai Selatan, dan Hulu SungÂai Tengah.
Selama semester pertama 2014, PT Baramulti Suksessarana Tbk (induk usaha PT AGM) menÂcatat pertumbuhan pendaÂpatan sebesar 9,12 persen menÂjadi 88,79 juta dolar AS. Laba peÂriÂoÂde berjalan peruÂsahaan ini tercatat 1,82 juta dolar AS.
Sekretaris Perusahaan BaÂramulti Suksessarana GeÂroad Panji Alamsyah meÂnilai, flukÂtuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jadi pemicu beban pokok penjualan mendaki Pada paruh pertama tahun ini, total produksi batubara Baramulti 1,5 juta ton, atau masih tumbuh 10 persen. ***