“Perseroan mengalami inefisiensi karena masih harus mengeluarkan biaya perawatan dan beban gaji pegawai jika mempertahankan tiga kapal tersebut,†kata Direktur Utama Sulistyo Wimbo Hardjito, kemarin.
Salah satu kapal yang hendak dijual itu adalah kapal penumpang berukuran besar yakni Kapal Kerinci, yang biasanya beroperasi di dua wilayah Indonesia barat dan timur.
Namun, dia enggan merinci lebih jauh berapa harga jual kapal tersebut. Penjualan kapal tersebut sebagai langkah efisiensi keuangan perusahaan yang telah menjadi prioritas perusahaan sejak dirinya dilantik menjadi Dirut Pelni Mei lalu.
Menurut Sulistyo, perusahaan juga sedang mengkaji bentuk dan spesifikasi kapal untuk pengadaan baru. Terdapat tiga konsep kapal untuk proyek pengadaan baru tersebut, yakni kapal khusus penumpang, kapal khusus barang atau kapal penumpang yang digabungkan dengan barang, dan juga kendaraan.
“Kita masih mengkaji itu. Untuk nilai ekonomisnya nantilah baru dapat saya jelaskan,†ujarnya.
Selain program efisiensi itu, Sulistyo mengatakan, Pelni akan menggiatkan peningkatan pelayanan kepada penumpang. Buruknya pelayanan Pelni terhadap penumpang menjadi salah satu pekerjaan rumah.
Dia mengaku, telah berkeliling hingga ke Natuna, Kepulauan Riau dan berpura-pura menjadi penumpang sebelum dia dilantik Mei lalu. Tujuan dari kegiatan blusukan itu untuk mengetahui permasalahan utama Pelni yang mengalami kerugian dalam setahun terakhir.
“Permasalahan Pelni itu adalah pelayanan kepada penumpang. Bagaimana cara menekan kerugian dengan efisiensi,†ujarnya. ***