“Kami tengah berupaya keras membebaskan lahan agar tidak berlarut-larut. Jika persoalan laÂhan sudah dapat diselesaikan, maÂka pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan mudah,†kata Direktur Keuangan PT Citra MasÂpphutowa (CM) Hari SaÂsongÂÂko dalam diskusi bertema ‘Mendorong Pertumbuhan EkoÂnomi Melalui Percepatan PemÂbangunan Jalan Tol dan Aneka Permasalahan Yang MenghamÂbatnya’ di Jakarta, kemarin.
Menurut Hari, untuk persoaÂlan pekerjaan konstruksi, sebenarÂnya pihaknya tidak menemui keÂsuliÂtan yang berarti. Hanya soal pemÂbebasan lahan yang terkadang menemui kesulitan karena harus banyak berhubuÂngan dengan piÂhak lain. Namun, dia opÂtimis pembebasan lahan dapat dilakuÂkan dengan cepat. Apalagi peÂmerintah kelihatan serius memÂberikan bantuan.
Jalan Tol Antasari-Depok pembangunannya menelan inÂvesÂtasi sekitar Rp 3 triliun deÂngan panjang 12 km. Untuk memÂbeÂbaskan lahan, dana yang dibuÂtuhkan sekitar Rp 580 miliar.
Pembangunan jalan tol ini diÂbagi menjadi dua seksi yang tiap sekÂsinya memiliki panjang seÂkitar 6 km. Sampai saat ini pemÂbebasan lahan untuk seksi perÂtama ruas Antasari-Brigif menÂcapai 55 persen dan seksi kedua ruas Brigif-Sawangan 15 persen.
Dari investasi Rp 3 triliun terÂsebut, Rp 2 triliun di antaranya diÂhabiskan untuk seksi pertama. Ruas seksi ini menelan dana leÂbih mahal karena sekitar 2 km berÂbentuk jalan layang.
Hari memprediksi, lalulintas harian (LHR) tol ini di awal pengÂoperasiannya rata-rata sekitar 48 ribu kendaraan dan pendapatan per hari sekitar Rp 700 juta. SeÂmentara tarif awal kendaraan goÂlongan I diperkirakan Rp 12 ribu.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) A Gani Ghazali AkÂman mengakui, lambannya target pembangunan jalan tol akibat suÂlitnya pembebasan lahan. Karena itu, pemerintah akan terus memÂbantu para investor mengeÂjar tarÂget pembangunan melalui perÂcepatan pembebasan lahan.
Gani mengatakan, kebutuhan jalan tol saat ini sudah mutlak baÂgi masyarakat dan pelaku ekoÂnomi. Jika sebelumnya jalan tol hanya dijadikan alternatif, kini berubah menjadi jalan utama.
Menurut dia, negara yang konÂdisi ekonominya baik seperti ChiÂna, Korea, Jepang dan MalayÂsia, memiliki jalan tol yang jauh lebih panjang dari Indonesia. Karena itu, pemerintah serius mengejar target pembangunan jalan tol unÂtuk mengimbangi laju pertumÂbuhÂan ekonomi. ***