Butuh Dana Rp 580 Miliar Buat Pembebasan Lahan

Bangun Jalan Tol Antasari-Depok

Kamis, 27 Maret 2014, 09:00 WIB
Butuh Dana Rp 580 Miliar Buat Pembebasan Lahan
Pembebasan Lahan
rmol news logo Jalan Tol Antasari-De­pok Sek­si I ruas Antasari-Brigif se­pan­jang 6 kilometer (km) ditarget­kan sudah beroperasi 1 Januari 2016. Pasalnya, akhir April ini pem­bebasan lahan sudah sekitar 65 persen sehingga pekerjaan kons­truksi sudah bisa dimulai.

“Kami tengah berupaya keras membebaskan lahan agar tidak berlarut-larut. Jika persoalan la­han sudah dapat  diselesaikan, ma­ka pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan mudah,” kata Direktur Keuangan PT Citra Mas­pphutowa (CM) Hari Sa­song­­ko dalam diskusi bertema ‘Mendorong Pertumbuhan Eko­nomi Melalui Percepatan Pem­bangunan Jalan Tol dan Aneka Permasalahan Yang Mengham­batnya’ di Jakarta, kemarin.

Menurut Hari, untuk persoa­lan pekerjaan konstruksi, sebenar­nya pihaknya  tidak menemui ke­suli­tan yang berarti. Hanya soal pem­bebasan lahan yang terkadang menemui kesulitan karena harus banyak berhubu­ngan dengan pi­hak lain. Namun, dia op­timis pembebasan lahan dapat dilaku­kan dengan cepat. Apalagi pe­merintah kelihatan serius mem­berikan bantuan.

Jalan Tol Antasari-Depok  pembangunannya menelan in­ves­tasi sekitar Rp 3 triliun de­ngan panjang 12 km. Untuk mem­be­baskan lahan, dana yang dibu­tuhkan sekitar Rp 580 miliar.

Pembangunan jalan tol ini di­bagi menjadi dua seksi yang tiap sek­sinya memiliki panjang se­kitar 6 km. Sampai saat ini pem­bebasan lahan untuk seksi per­tama ruas Antasari-Brigif men­capai 55 persen dan seksi kedua ruas Brigif-Sawangan 15 persen.

Dari investasi Rp 3 triliun ter­sebut, Rp 2 triliun di antaranya di­habiskan untuk seksi pertama. Ruas seksi ini menelan dana le­bih mahal karena sekitar 2 km  ber­bentuk jalan layang.

Hari memprediksi, lalulintas harian (LHR) tol ini di awal peng­operasiannya rata-rata sekitar 48 ribu kendaraan dan pendapatan per hari sekitar Rp 700 juta. Se­mentara tarif awal kendaraan go­longan I diperkirakan Rp 12 ribu.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) A Gani Ghazali Ak­man mengakui, lambannya target pembangunan jalan tol akibat su­litnya pembebasan lahan. Karena itu, pemerintah akan terus mem­bantu para investor menge­jar tar­get pembangunan melalui per­cepatan pembebasan lahan.

Gani mengatakan, kebutuhan jalan tol saat ini sudah mutlak ba­gi masyarakat dan pelaku eko­nomi. Jika sebelumnya jalan tol hanya dijadikan alternatif, kini berubah menjadi jalan utama.

 Menurut dia, negara yang kon­disi ekonominya baik seperti Chi­na, Korea, Jepang dan Malay­sia, memiliki jalan tol yang jauh lebih panjang dari Indonesia. Karena itu, pemerintah serius mengejar target pembangunan jalan tol un­tuk mengimbangi laju pertum­buh­an ekonomi.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA