Sekjen Asosiasi Penyalur Bahan Bakar Minyak Indonesia (APBBMI) Sofyano Zakaria mengatakan, kebutuhan kapal di tanah air terutama terkait kegiatan
offshore saat ini sangat besar. Sangat disayangkan industri perkapalan dalam negeri belum bisa memenuhinya.
Menurut dia, saat ini sudah ada galangan kapal di tanah air yang mampu membuat kapal dengan ukuran 50.000
Deadweight Tonnage (DWT). “Tapi lagi-lagi itu belum mampu membenahi kebutuhan jumlah kapal dalam negeri,†katanya.
Untuk diketahui, PT Ardila Insan Sejahtera dan perusahaan China Fu’an Fujian Shipbuilding Association, menandatangani kerja sama pembangunan proyek galangan kapal dengan nilai investasi 70-100 juta dolar AS, Senin (24/3).
Sofyano berharap, kerja sama ini bisa memenuhi kebutuhan kapal untuk kegiatan
offshore di dalam negeri. “Ardila dan Fu’an Fujian tidak perlu khawatir dengan pangsa pasar, pasti banyak pihak yang akan butuh dan membeli produknya,†tukasnya.
Chairman PT Ardila Insan Sejahtera Lamidi Jimat mengatakan, alasan pihaknya membangun industri kapal di tanah air karena minimnya ketersediaan kapal untuk menunjang kegiatan migas di Indonesia. Apalagi setiap tahun kebutuhannya terus melonjak.
“Sebelumnya memang kerja sama antara kami dengan pihak Fu’an Fujian sudah terjalin lama dan baik sekali. Saat ini kerja sama kami tingkatkan dengan nilai investasi yang cukup besar,†ujarnya.
Lamidi menambahkan, dari kerja sama yang telah dibangun sejak 2007 silam ini, pihaknya telah membeli lima armada kapal dan berbagai
sparepart lainnya.
Direktur Pengembangan Usaha PT Ardila Insan Sejahtera Sentot Adipramono mengatakan, dengan dibangunnya galangan kapal ini, pihaknya bisa memproduksi kapal di dalam negeri dengan dukungan dari perusahaan China. ***