Kurang Adil, Pembangunan Hanya

Berpusat Di Kawasan Indonesia Barat

Kamis, 06 Maret 2014, 08:30 WIB
Kurang Adil, Pembangunan Hanya
ilustrasi
rmol news logo Pertumbuhan ekonomi yang dinikmati dalam satu de­kade ter­akhir telah menempatkan Indo­nesia sebagai kekuatan eko­nomi terbesar ke-16 di dunia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Rp 9.084 triliun pada 2013. Namun, sayangnya, per­tum­buhan ekono­mi masih ber­pusat di Jawa dan Su­matera yang menguasai total 82 persen PDB Indonesia.

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa mengatakan, selama ini In­donesia belum menjelma seba­gai kekuatan ekonomi raksasa karena postur geografi Nusantara yang terdiri dari pulau-pulau be­lum se­penuhnya berhasil dijem­batani dengan ketersediaan infra­struk­tur penghubung yang andal.

“Pembangunan masih berpu­sat di kawasan Indonesia barat. Ini kurang adil, Indonesia timur juga harus diperhatikan untuk mem­perkokoh NKRI. Termasuk Sula­wesi Selatan harus dijadikan ger­bang ekonomi Indonesia ti­mur un­tuk memacu pembangu­nan dan pertumbuhan ekonomi kawasan,” ujarnya, kemarin.

Ali Masykur me­nya­takan du­kungan penuh perce­patan pem­bangunan jalur Trans-Sulawesi untuk memperkuat ke­ter­hubu­ngan antar provinsi.

“Jika Sulawesi yang dilihat Sulawesi Selatan, pembangunan cukup progresif. Tetapi jika kita tengok Sulbar, Sultra dan Goron­talo, kondisinya belum menjan­jikan. Karena itu, Sulawesi Sela­tan harus mampu meng­hasilkan snowball effect pembangunan ekonomi di kawasan,” jelas salah satu peserta konvensi capres Partai Demokrat itu.

Dalam rancangan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pem­bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), koridor ekonomi Sula­wesi ditetapkan sebagai pusat pro­duksi dan pengolahan hasil per­tanian, perkebunan, per­ikanan, mi­gas dan pertambangan nasional.

Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri sebelumnya menga­takan, proyek infrastruktur yang ter­cantum dalam MP3EI dapat mem­bantu pemerintah mengatasi masalah ketimpangan antar wi­layah.

“Infrastruktur publik akan membantu mengurangi ketim­pa­ngan antar wilayah. MP3EI itu sudah tepat, tapi hasilnya tidak bisa sekarang,” ujarnya.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA