Krakatau Steel Maksimalkan Pendapatan Bisnis Bukan Baja

Selasa, 04 Maret 2014, 07:00 WIB
Krakatau Steel Maksimalkan Pendapatan Bisnis Bukan Baja
PT Krakatau Steel Tbk
rmol news logo PT Krakatau Steel Tbk berencana memaksimalkan pendapatan dari anak-anak usahanya dalam upaya memberdayakan bisnis bukan baja (non steel). Strategi itu perlu ditempuh untuk mengantisipasi sekaligus mengoptimalkan pendapatan, terutama jika sewaktu-waktu pasar baja di luar negeri tidak bagus.

“Pendapatan dari baja tetap kita tingkatkan, tetapi pendapatan bukan baja akan lebih ditingkatkan lagi,” kata Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim di Jakarta, kemarin.

Irvan mengatakan, ada empat sektor usaha akan diberdayakan untuk meningkatkan pendapatan bukan baja. Yakni energi, infrastruktur, pengelolaan limbah (waste management) dan perusahaan pengelolaan air bersih (utility).

Bahkan untuk meningkatkan layanan pengelolaan air bersih, perseroan akan mendukung anak usaha Krakatau Tirta Industri melakukan investasi dalam upaya meng-genjot kapasitas pengelolaan air yang saat ini sudah 2000 liter per detik.

Caranya, dengan tetap memanfaatkan dari sumber alam Cidanau dan disiapkan teknologi memanfaatkan air limbah industri baja serta pengolahan air laut.

Menurut Irvan, strategi mengoptimalkan pendapatan bukan baja merupakan program jangka panjang. Kajian bisnis untuk strategi ini akan dipersiapkan dalam 1 - 2 bulan mendatang. “Untuk permodalannya perseroan akan dorong anak-anak usaha tersebut masuk ke pasar modal.

Dia mengaku pemodalan juga dapat diperoleh dari internal anak usaha seperti PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) anak usaha di bidang jasa kepelabuhan yang mengantongi captive order dari pabrik baja Krakatau Posco.

Dengan beroperasinya dermaga 3, 5, 6 yang ditujukan untuk melayani Krakatau Posco, KBS akan mendapatkan sumber pendapatan tetap.

Selain itu, lanjut Irvan, KBS juga berencana menambah pelayanan melalui jasa pergudangan terintegrasi dan produk-produk pelabuhan lainnya.

Terkait penambahan fasilitas di Cigading, laba KBS akan didorong mencapai Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan atau naik 2-3 kali lipat dibanding capaian 2013. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA