
Dilihat dari laporan keuangan Merpati Nusantara Airlines, maskapai itu menderita kerugian yang besar dalam pasar penerbangan skala besar dan sedang karena tidak mampu bersaing dengan Garuda dan Lion Air. Namun, Merpati memiliki
income yang bagus dalam penerbangan skala kecil.
"Lebih baik Merpati kembali ke khitahnya yang dulu," saran Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti, saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Sayap Patah Merpati" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/2).
Herry berharap Merpati lebih memfokuskan pada pesawat model perintis atau
feeder. Jika sudah mampu dan berkembang dalam skala sektor itu, baru Merpati bisa bersaing lagi dalam skala penerbangan yang lebih besar.
Merpati merupakan maskapai penerbangan yang sudah berdiri sejak era 1960-an. Berbeda dengan Garuda Indonesia yang fokus dalam penerbangan skala besar dan sedang, Merpati melayani penerbangan daerah remote atau pedalaman.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: