2013, PT RNI Menargetkan Penggemukan 3.000 Sapi

Selasa, 10 September 2013, 08:55 WIB
2013, PT RNI Menargetkan  Penggemukan 3.000 Sapi
ilustrasi
rmol news logo PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) tengah mengembangkan integrasi industri agro tebu dengan penggemukan sapi, atau integrasi sapi tebu (sate). Penggemukan yang dipusatkan di Pabrik Gula (PG) Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat ini menggunakan model plasma, dimana melibatkan komunitas setempat.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro menargetkan, penggemukan 3.000 ekor sapi hingga akhir tahun 2013.  “Kita ingin mencapai target 3.000 ekor sapi sampai akhir tahun sesuai kapasitas kandang,” katanya saat mengunjungi peternakan sapi yang berada di kawasan PG Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Sebagai informasi, PG Jatitujuh merupakan satu dari sembilan pabrik gula milik PT RNI. PG Jatitujuh diresmikan pada 1980 oleh presiden kedua RI Soeharto. Dalam sehari, pabrik yang berada di area lahan seluas 12.000 hektar itu, memproduksi 750 kwintal raw sugar dan 3.000 gula tebu.

Ismed mengatakan, tujuan dari bisnis ini adalah juga membantu pemerintah mencapai swasembada sapi.

“Ada misi besar untuk berkontribusi terhadap penambahan pasokan sapi. Saat ini berkurang pasokan 15 persen, dari 14 juta ekor. Sekitar 2 juta sapi hilang,” kata Ismed.

Apalagi, 85 persennya itu sapi betina. Bisa diperkirakan semakin kekurangan pasokan. Jika sudah begitu bangsa akan terus impor, dan melanggengkan pengusaha-pengusaha hitam.

Dia bilang, kondisi pasokan sapi di Indonesia saat ini tak juga membaik. Akibatnya, tegas Ismed, hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha hitam mempermainkan pasar.

Menurut Ismed, pengusaha hitam ini hanya mementingkan laba dengan mengorbankan rakyat.

“Kenapa dijual Rp 100.000? Itu namanya memeras rakyat. Setahun lebih kita tidak bisa tambah pasokan karena banyak yang terlibat. Pengusaha hitam ini biang keladinya,” kata Ismed.

Oleh karena itu, Ismed berharap, pemerintah bisa terus mendukung peternakan sapi yang kini terus berkembang di Indonesia. Selain itu, ia mengingatkan, agar peternak sapi nasional terus meningkatkan kinerjanya dalam mengurus sapi.

Namun, Ismed juga menyayangkan masih rendahnya konsumsi daging masyarakat Indonesia dibandingkan negara lain. Di Filipina, konsumsi daging mencapai 7 kilogram (kg) per orang per tahun.

Di Malaysia 15 kg per orang per tahun. Di Jepang dan Korea di atas 35 kg per orang per tahun. Di Australia 35 kg per orang per tahun. Di Jerman dan Swedia sekitar 65 kg per orang per tahun.

“Di Indonesia 1,8 kg per orang per tahun. Itu pun terkadang harus mati, karena ngantri pada bulan Ramadhan,” ucapnya.

Penanggungjawab kandang PG Jatitujuh, Tri Sasono menuturkan, saat ini ada 1.100 ekor sapi inti, dan 230 ekor sapi plasma yang digemukkan di kandang PG Jatitujuh.
 
“Plasma baru 230 ekor, karena ada masalah perekrutan. Kendalanya itu mencari bibit. Memang berat targetnya, tapi harus dilaksanakan,” ujar Tri. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA